Trik Jitu Petani Ngawi, Sebarkan Burung Hantu Atasi Tikus Sawah

Dwi Rianto dan Ony Anwar turun ke desa
Dwi Rianto dan Ony Anwar turun ke desa

Beberapa musim terakhir petani padi di wilayah Ngawi diresahkan dengan serangan tikus yang menjadi hama mematikan. 


Sebagai solusinya untuk mengendalikan hama dari jenis hewan pengerat tersebut, para petani memanfaatkan burung hantu sebagai predator. 

Seperti petani di Dusun Cenggerengan, Desa Jeblogan, Kecamatan Paron mendirikan rumah burung hantu ditengah sawah. 

Diharapkan, dengan rumah super mini berukuran kurang dari 1 meter itu ditempati burung hantu liar. Kemudian, si burung hantu spesies Tyto Alba akan melakukan perburuan tikus diwaktu malam. 

"Kita bersama Mas Ony turun ke Desa Jeblogan ditengah petani ini untuk memotivasi petani bagaimana cara mencegah dan mengendalikan serangan tikus. Jadi dengan memanfaatkan burung hantu bisa menjadi solusi terbaik untuk mengendalikan hama tikus di sawah," terang Dwi Rianto Jatmiko yang  akrab disapa Antok kepada Kantor Berita RMOL Jatim, Kamis, (15/10).

Mantan Ketua DPRD Ngawi yang mengundurkan diri untuk macung mendampingi Ony Anwar tersebut meyakini, ekosistim asli sawah harus dikembalikan. Dengan demikian, dengan memanfaatkan burung hantu bisa efektif dalam memotong serangan hama tikus. 

"Ternyata inovasi petani di Jeblogan ini bisa menjadikan satu edukasi yang patut ditiru petani di wilayah lain. Apalagi sekarang ini jebakan tikus beraliran listrik sudah banyak memakan korban jiwa manusia," ucap Antok.

Ulasnya, keberadaan nasib petani padi menjadi prioritasnya sebagai satu acuan kebijakan pemerintah dari pusat hingga daerah. Apalagi diketahui juga, Ngawi merupakan satu wilayah penyangga pangan nasional. Jangan sampai produksi padi atau gabah setiap musimnya anjlok akibat serangan tikus. 

"Produksi padi per musimnya 780 ribu ton di Ngawi ini harus dipertahankan bahkan ditingkatkan lagi baik mutu dan varietasnya. Hal itu dilakukan untuk mendongkrak harga gabah kering giling maupun pasca panen," pungkasnya.