Pemkab Sidoarjo Tetapkan Tiga Desa Sebagai PPKM Berskala Mikro

rapat kordinasi penetapan tiga desa senagai PPKM Bersakala Mikro/RMOLjatim
rapat kordinasi penetapan tiga desa senagai PPKM Bersakala Mikro/RMOLjatim

Untuk mengantisipasi penyebaran virus Covid-19, Pemerintah Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur mulai 9 hingga 22 Februari mendatang telah menetapkan tiga desa sebagai tempat pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) berskala mikro.


Aturan PPKM jilid tiga ini  juga mengatur jam operasional pusat perbelanjaan modern buka sampai jam 21.00 wib. Kemudian penerapan kerja 50 persen Work From Home (WFH) dan 50 persen Work Form Office (WFO). Tempat peribadatan dibatasi 50 persen.

Pj Bupati Sidoarjo, Hudiyono mengatakan tiga desa  itu masing-masing Desa Suko, Desa Bluru Kidul Kecamatan Sidoarjo dan Desa Pepelegi Kecamatan Waru.

"Kami sudah minta forkopimda untuk mencari sasaran dan saya minta cocokan dengan puskesmas setempat," ujarnya dikutip Kantor Berita RMOLJatim usai rapat koordinasi persiapan PPKM skala mikro di Kabupaten Sidoarjo, Senin (8/4).

Hudiyono mengatakan, PPKM ini nantinya akan berlangsung sampai dengan tingkat RW dan juga tingkat RT dan dari tim sudah bekerja.

"Untuk masalah pendanaan juga sudah kami koordinasi nantinya bisa menggunakan dana dari kabupaten sampai dengan dana desa. Tadi lurahnya sudah minta regulasi untuk menggunakan dana desa tersebut, menyusul dana desa yang ada di desa setempat sekitar Rp3,7 miliar. Sebagian diantaranya bisa digunakan untuk kegiatan itu," katanya.

Dirinya menyebutkan, ada beberapa kriteria yang digunakan seperti zona hijau, kuning dan oranye sesuai dengan instruksi Mendagri dan ini akan menjadi edukasi baik lingkungan dan disiplin masyarakat.

"Karena yang sudah dilakukan saat ini disiplin perorangan, disiplin perusahaan dan disiplin RT. Ini yang akan menjadi treatment positif mengingat banyak masyarakat penderita COVID-19," katanya.

Sementara, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sidoarjo, Syaf Satriawarman mengatakan, saat ini di beberapa desa di Sidoarjo sangat sedikit yang terpapar corona.

"Ada yang hanya 10 orang satu desa. Kemudian di breakdown lagi satu rumah ada dua sampai tiga orang. Jadi jumlahnya sangat sedikit. Kami optimistis sudah kuning dan oranye," katanya.

Dia mengatakan, akan menyiapkan seribu rapid antigen untuk melakukan tracing kepada masyarakat selama PPKM mikro.

"Kami tetap menerapkan 3 T yaitu (tracing, testing dan juga treatment)" katanya.

Sementara itu, Polresta Sidoarjo yang diwakili AKBP Dodot mengatakan, data yang dimilikinya ada tiga teratas terbesar berdasarkan pengelompokkan berdasarkan data penyebaran covid yang besar.

Ia mengatakan, wilayah Kecamatan Sidoarjo (zona orange) masih menjadi kasus tertinggi dan ada dua desa atau keluarganya di Desa Suko yang teridentifikasi.

"Kemudian di Desa Bluru kidul teridentifikasi paling banyak orang positif. Jumlah pasien positif ada 12 orang positif," ujarnya.

Sedangkan di Wilayah Kecamatan Waru (zona orange) Desa Pepelegi dan data yang didapat Polresta lebih banyak di perumahan.

"Jumlah pasien positif ada 18 orang positif terdapat 10 orang di salah satu perumahan," pungkasnya.