Pemberlakuan Sekolah Tatap Muka di Tengah Pandemi, Diknas Jombang: Masih Di Tunda, Nunggu Tren Sebaran Covid Turun

ilustrasi proses belajar mengajar secara tatap muka/Net
ilustrasi proses belajar mengajar secara tatap muka/Net

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jombang masih belum memberlakukan pembelajaran tatap muka. Pelaksanaan belajar tatap muka tingkat Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) masih ditunda.


Alasan penundaan tersebut ditengarahi kasus Covid-19 di daerah ini masih tinggi. Sehingga pelaksanaan belajar tatap muka tingkat SD dan SMP di Jombang belum dapat kita laksanakan.

“Mengingat status penyebaran Covid-19 yang masih tinggi dan Pemkab tengah berupaya dan fokus penanganan kasus Covid-19 agar tidak kembali melonjak," kata Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Pemkab Jombang, Agus Purnomo, Rabu (24/02).

Disamping itu, Agus mengungkapkan, pihaknya masih menunggu tren penyebaran covid 19 ini benar-benar dirasa sudah masuk zona aman atau tidak masuk zona merah. Sejauh ini, gugus tugas covid juga masih terus berupaya melakukan pencegahan penyebaran virus tersebut.

“Dengan terus menggalakkan sosialisasi tentang protokol kesehatan dan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) skala mikro," terang Agus.

Ditegaskan Agus, bahwa upaya-upaya yang dilakukan juga sudah maksimal, mulai dari mengadakan PPKM skala mikro yang bertujuan supaya penyebaran Covid-19 bisa berkurang. Namun, jumlah kasusnya selalu fluktuatif, terkadang kasusnya flat, tapi kadang juga kenaikannya di luar perkiraan.

Dengan kondisi saat ini, Agus mengaku, belum dapat memastikan kapan pembelajaran tatap muka tersebut akan dilaksanakan, termasuk wilayah yang pada tingkat penyebaran Covid-19 terbilang rendah.

Untuk itu, Agus mengimbau masyarakat tetap menerapkan disiplin protokol kesehatan, dengan rajin mencuci tangan, mengenakan masker dan menjaga jarak serta menghindari kerumunan.

Secara teknis, lanjut Agus menambahkan bahwa Pemkab Jombang telah siap melaksanakan pembelajaran tatap muka. Bahkan, Pemkab sudah memiliki skema belajar tatap muka di massa pandemi, seperti dalam satu kelas hanya boleh diisi 50 persen dari total siswa. Kemudian, untuk mencegah penyebaran, peserta didik wajib antar jemput oleh wali murid.

Terlebih, sarana dan prasarana pun telah disiapkan, diantaranya tempat mencuci tangan di tiap-tiap kelas, serta pengukur suhu tubuh.

“Namun, kesiapan itu tidak dibarengi dengan kondisi pandemi yang terus meningkat," pungkasnya.