Gelar Teatrikal Kecam Aksi Kekerasan Dan Ajak Forkopimda Lepas Merpati

Jajaran Forkopimda dan Ketua PWI Mojokerto melepaskan merpati sebagai simbol kebebasan berpendapat dan berorganisasi/RMOLJatim
Jajaran Forkopimda dan Ketua PWI Mojokerto melepaskan merpati sebagai simbol kebebasan berpendapat dan berorganisasi/RMOLJatim

Aksi keprihatinan terhadap wartawan Tempo, Nurhadi juga dilakukan di Mojokerto. Aliansi pekerja media cetak, tv, radio, dan online berkumpul di alun-alun Kota Mojokerto, Selasa (30/3).


Aksi itu diwarnai teatrikal penyerangan oknum aparat terhadap pekerja pers. Massa aksi yang berjumlah hampir 100 orang tersebut juga melakukan membuang id card di jalanan berikut kamera sebagai bentuk perlawanan. Alat kerja tersebut selanjutnya ditaburi dengan bunga sebagai simbol matinya demokrasi.

Ketua PWI Mojokerto Diak Eko Purwoto dalam orasinya, mengecam dan mengutuk tindakan barbar aparat. 

"Kami mengutuk dan mengecam keras tindakan barbar aparat. Semua aktor kekerasan harus diganjar hukuman," ucapnya. 

Diak menyampaikan sejumlah pernyataan sikap, yakni mengingatkan semua kalangan bahwa wartawan dilindungi undang-undang, kode etik yang sah di mata hukum.

"Kekerasan yang menimpa Nurhadi adalah bentuk ancaman terhadap pers nasional. Yakni ancaman terhadap kebebasan dan kemerdekaan pers yang sejatinya harus dilindungi negara," Ketua PWI Mojokerto Diak Eko Purwoto, dikutip kdengan peletakan id card dan kamera di jalanan dan dilanjutkan dengan aksi tabur bunga diatas alat kerja yang diletakkan sebagai simbol perlawanan tersebut, dua wartawan diserang secara beramai-ramai oleh wartawan yang lain. Aksi teatrikal wartawan ini mendapat penjagaan cukup ketat dari aparat kepolisian setempat.

Aksi kali ini juga dihadiri jajaran Forkopimda lengkap. Mulai Kapolres Mojokerto Kota, Kapolres Mojokerto, Wawali Mojokerto, Kejari Mojokerto, Dandim 0815 Mojokerto dan Kemenag setempat.Wawali Mojokerto Achmad Rizal Zakaria memberikan sambutan dalam aksi iniyang secara tegas mengecam aksi kekerasan terhadap media. 

"Kami tidak dapat membenarkan dan mengecam aksi tersebut. Namun kita mendengar kasus ini sudah diusut oleh aparat kepolisian, dan kita serahkan penanganannya kepada petugas,'' ujarnya.

Sementara itu, Kapolres Kabupaten Mojokerto AKBP Dony Alexander memaparkan, jika pihaknya mendukung apa yang dikatakan wawali. 

"Kami mendukung apa yang dikatakan Pak Wawali, dan mempercayakan pengusutan dugaan kekerasan terhadap wartawan melalui tim yang dibentuk Polda Jatim,'' paparnya.

Dia menjelaskan jika di Mojokerto, pihaknya tetap menjaga sinergitas yang telah terjalin selama ini antara polres dan wartawan. 

"Di Mojokerto kita menjalin sinergitas antara kepolisian dan wartawan," pungkasnya.

Aksi ditutup dengan pelepasan burung merpati oleh Forkopimda dan Ketua PWI Mojokerto sebagai simbol ketulusan dan kebebasan wartawan.