Kebijakan Elite Tak Berdampak, Penanangan Bencana NTT Tidak Bisa Diselesaikan Secara Simbolis 

Presiden Jokowi saat tinjau lokasi bencana alam di NTT/Ist
Presiden Jokowi saat tinjau lokasi bencana alam di NTT/Ist

Penanganan banjir bandang di provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) dan NTB tidak bisa diselesaikan secara simbolis. 


Diketahui, Mensos Tri Rismaharini marah-marah kepada relawan dalam hal ini petugas Tagana, saat meninjau lokasi bencana banjir bandang di Pulau Adonara, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, Selasa (6/4) lalu. 

Teranyar, Presiden Jokowi memberikan jaket yang dikenakannya berwarna merah kepada salah seorang warga di lokasi bencana yang ditinjau, yakni di Desa Amakaka, Kecamatan Ile Ape, Kabupaten Lembata NTT pada hari ini, Jumat (9/4). 

"Justru disayangkan jika elite lebih sering berlaku simbolis semacam itu," ujar Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah saat berbincang dengan Kantor Berita Politik RMOL, Jumat (9/4). 

"Sementara kebijakan yang dibuat tak pernah benar-benar berdampak pada masyarakat," imbuhnya menyesalkan. 

Sebab, menurut Pengamat dari Universitas Telkom ini, tidak ada hubungannya antara suksesnya penanganan bencana dengan kemarahan Risma dan aksi Jokowi memberi jaket kepada warga. 

"Keduanya, meskipun berbeda ekspresi, sama-sama mengandalkan popularitas," pungkasnya.