Dari Tukang Sapu Menjadi Rektor UIJ, Abdul Hadi Terpilih Sebagai Tokoh Pendidikan Inspiratif Jawa Timur 

Rektor UIJ, Abdul Hadi meneri penghargaan tokoh pendidikan inspiratif Jawa Timur/RMOLJatim
Rektor UIJ, Abdul Hadi meneri penghargaan tokoh pendidikan inspiratif Jawa Timur/RMOLJatim

Accurate reasech and consulting Indonesia (ARCI) menobatkan Rektor Universitas Islam Jember (UIJ) Abdul Hadi sebagai salah satu tokoh inspiratif dalam pendidikan di Jawa Timur.  


Penghargaan ini disampaikan Direktur ARCI Surabaya, Baihaqi Siroj, di sela-sela halal bi halal dan peresmian Kantor rektorat Kampus UIJ dan Koperasi UIJ mart, di Aula Kampus UIJ (Kampus Kebanggaan Warga NU Jember) Senin (24/5). 

Acara tersebut dihadiri dan disaksikan Ketua PCNU Jember yang juga ketua Yayasan UIJ, Dr. KH Abdullah Syamsul Arifin ( Gus Aab).        

Menurut Baihaqi Siroj, ARCI yang berkantor di Surabaya,  bergerak di bidang reseach kepuasan publik ini, mengawali melakukan penjaringan Calon Tokoh peduli Pendidikan di Jawa Timur, melalui research media. Sehingga terjaring, sebanyak 25 Tokoh Nominator peduli pendidikan di Jawa Timur.

"Selanjutnya kami melakukan survei kepuasan publik terhadap 25 Tokoh di Jawa Timur. Kami membutuhkan waktu 2 bulan untuk melakukan survei, sehingga terpilih 6 tokoh inspiratif peduli pendidikan pendidikan Jawa Timur," kata Baihaqi Siraj di Kampus UIJ kepada Kantor Berita RMOLJatim.

Dia menjelaskan keenam tokoh tersebut diantaranya Ketua Umum PP Pergunu, yang juga Pengasuh PP Amanatul ummah Surabaya dan Pacet Mojokerto, Prof. Dr. Asep Syaifuddin Chalim, Rektor Universitas Islam Jember, Drs. Abdul Hadi, SH, MM., Kepala Dinas Pendidikan Jawa Timur, Dr. Wahid Wahyudi, Rektor UIN Surabaya, Prof Dr. masdak Hilmi dan Direktur Universitas Terbuka Surabaya, Dr hj suparti. 

"Penobatan ke 6 terkait peringatan Hari pendidikan Nasional, 2 Mei," lanjutnya.

Dia menjelaskan Abdul Hadi dinobatkan sebagai tokoh inspiratif, karena kepedulian terhadap perkembangan pada dunia pendidikan di Jember. Salah satu indikator kepedulian, upayanya  terhadap mahasiswa,  yang kurang mampu. 

"Dengan kepeduliannya, banyak mahasiswa yang awalnya tidak bisa kuliah, akhirnya bisa kuliah. Mahasiswa  yang awalnya putus kuliah karena persoalan ekonomi, bisa lulus," imbuhnya. 

Sementara Rektor UJI, Abdul Hadi, mengaku masih belum percaya dengan penghargaan tersebut. Sebab, ia merasa tidak ada yang luar biasa yang ia lakukan. Ia bekerja karena telah diberi amanah oleh PCNU, sehingga ia terima secara tulus ikhlas. 

"Bahkan awalnya ia juga belum percaya dipilih sebagai Rektor UJI saat itu. Sebab, masih banyak kader lain  yang lebih mampu secara keilmuan memimpin Kampus milik NU Jember ini, ketimbang dirinya," jelasnya. 

Bahkan saat itu, ia mengajak semua civitas akamika UIJ, tidak usah menganggap seorang Abd Hadi sebagai Rektor. 

"Anggap sebagai teman untuk membesarkan Kampus UIJ," jelas pria yang mengawali karirnya di UIJ sebagai sebagai tukang sapu kampus UIJ. 

Dia mengaku sebetulnya kurang pantas memimpin UIJ karena keterbatasan keilmuannya. Bahkan saat pemilihan Rektor UIJ, dirinya sempat mengundurkan diri karena merasa ada yang lebih layak. 

"Namun Allah SWT berkehendak lain. Justru ia diminta tetap menjadi calon dan terpilih," kenang Hadi.

Sebelum bekerja di UIJ, ia pernah bekerja sebagai tenaga honorer pada bagian retribusi Dipenda Kabupaten Jember. Namun lembaga tersebut diswastakan di bawah Dinas Perhubungan yang pada akhirnya dibubarkan.

Sejak itu ia melamar bekerja di UIJ dan diterima sebagai tukang sapu. Pekerjaan itu ia tekuni dan sambil kuliah hingga lulus. Tak berapa lama, dia kemudian diangkat menjadi staf TU. 

Meski Demikian, minat belajar terus tumbuh. Hadi kuliah lagi S1 bidang Hukum dan S2 dan lulus. Perjalanan karirnya terus naik menjadi KTU Fisif, Dekan Fisip UIJ 2 Priode, hingga menjadi Rektor saat ini. 

"Saya belum pernah jadi warek (wakil rektor), langsung terpilih menjadi rektor," tandasnya.

Di tengah kesibukan di UIJ, Hadi juga pernah mendirikan sekolah di beberapa tempat dan menjadi kepala sekolah di sekolah yang didirikan.

"Pernah mendirikan MA Alqori Jember, MA Miftahul Ulum, Desa Sidomukti Kecamatan Mayang, MA Al imam Desa Gambiran Kalisat. Kepala sekolah Pertama dan juga mengajar di sekolah tersebut," tutur pria yang juga memiliki klinik Abd Hadi ini.

Semua madrasah tersebut, tambahnya, sudah mandiri memiliki gedung sekolah yang layak. 

Ketua PCNU Jember, KH Abdullah Syamsul Arifin, menyambut baik dan apresiasi dan bersyukur upaya yang telah dilakukan Rektor UIJ. Ini sebagai bagian memajukan kampus milik NU Jember serta meningkatkan IPM warga dan kader NU. 

"Setelah kepemimpinan pak Abd Hadi, jumlah mahasiswa terus bertambah. Termasuk jumlah jumlah Fakultas dan  prodi," ujar pria yang biasa dipanggil Gus Aab ini. 

Dengan bertambahnya mahasiswa ini, berkonsekuensi terhadap bertambahnya ruangan kuliah. Karena itu mulai tahun ini UIJ kembali membangun di atas ruangan Aula UIJ. Ini sebagai bagian dari meningkatkan layanan kepada mahasiswa.

Dia mengingatkan Rektor UIJ supaya terus meningkatkan layanan kepada mahasiswa.