Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) mengkritik rencana Menteri Pertahanan, Prabowo Subianto, yang ingin utang luar negeri mencapai Rp 1.760 triliun untuk membeli sejumlah alat utama sistem persenjataan (Alutsista).
- Tak Ada Perbedaan Ideologi Partai antara Gerindra dan PDIP, Pertemuan Megawati dan Prabowo Sudah Direncanakan
- Prabowo Terima Pangkat Jenderal Kehormatan, Gus Fawait: Sudah Selayaknya
- Prabowo Dianugerahi Jenderal Kehormatan, PDIP Ungkit Reformasi 1998
Disampaikan Ketua Umum DPP GMNI, Arjuna Putra Aldino, pihaknya mempertanyakan konsistensi Prabowo yang di sejumlah pentas politik nasional getol mengeluarkan propaganda soal utang pemerintah. Bahkan menyebut pemerintah sebagai pencetak utang.
"Bukannya pak Prabowo dulu sangat getol mencibir utang pemerintah? Kok sekarang jadi menteri penimbun utang. Sangat disayangkan ini sama seperti menjilat ludah sendiri. Tentu ini membodohi rakyat Indonesia. Tidak mendidik", ujar Arjuna dilansir Kantor Berita Politik RMOL, Selasa (1/6).
Selain itu, Arjuna juga menyampaikan sikap GMNI soal isu anti asing/aseng dan isu kebocoran anggaran yang sering diutarakan Prabowo untuk menyerang lawan politiknya.
Menurutnya, justru Ketua Umum Partai Gerindra itu berubah menjadi pejabat yang ingin mempelopori utang luar negeri dengan jumlah yang fantastis.
"Dulu kritik keras, propaganda sana-sini, soal isu kita dikuasai asing lah, kebocoran anggaran lah. Sekarang mau utang dari asing, sekarang bukan lagi bocor tapi luber," ungkapnya.
"Ini namanya Jarkoni, tidak sesuainya ucapan dan tindakan. Tentu rakyat tidak lupa. Ironis", tambah Arjuna.
- India Optimis Indonesia Mampu Menjadi Industri Kemandirian Bidang Pertahanan sebagai Negara Maritim
- Tak Ada Perbedaan Ideologi Partai antara Gerindra dan PDIP, Pertemuan Megawati dan Prabowo Sudah Direncanakan
- Prabowo Terima Pangkat Jenderal Kehormatan, Gus Fawait: Sudah Selayaknya