Loloskan Dua Inovasi Mutakhir, PT BIMA Tunjukkan Eksistensi

Salah seorang petugas saat melakkukan filtrasi/Ist
Salah seorang petugas saat melakkukan filtrasi/Ist

Fokus PT BIMA dalam merawat alat bongkar muat terus berkembang dari waktu ke waktu. Inovasi yang diluncurkan PT BIMA juga sebagai bentuk dukungan atas inovasi yang dicanangkan oleh Presiden RI Joko Widodo perihal penggunaan Biosolar B30 Melalui Peraturan Menteri ESDM nomor 12 tahun 2015.


Guna mengoptimalkan kinerja mesin dengan menggunakan Biosolar B30, PT BIMA melakukan upaya filtrasi bahan bakar Biosolar B30 sebagai metode terkini perawatan alat bongkar muat. 

Uji coba telah dilakukan di beberapa wilayah cabang dan terbukti mampu mengurangi endapan berupa gel yang dihasilkan dari bakteri yang terdapat pada biosolar yang mengendap, sehingga breakdown akibat filter solar yang buntu bisa diminimalisir. 

Selain itu penggunaan filtrasi bahan bakar B30 juga mampu menekan resiko kerusakan pompa bahan bakar & injektor, dan menekan kandungan air pada mesin yang dapat menjadi penyebab terjadinya korosi dan guratan pada mesin.

“Efek jangka panjangnya umur injector dan fuel pump menjadi panjang dan kinerja engine pun bisa maksimal untuk mendukung operasional di lapangan, mbak,” Site Manager PT BIMA cabang Semarang, Nazar, dalam keterangan tertulis yang diterima Kantor Berita RMOLJatim, Senin (14/6).

Filtrasi bahan bakar B30 ini sendiri, kini telah resmi digunakan sebagai metode perawatan alat di Terminal Peti Kemas Semarang. Tidak hanya itu PT BIMA cabang Semarang juga menerapkan sistem pengulangan (redundancy system) pada mesin RTG untuk menjamin utilisasi peralatan Bongkar muat di pelabuhan terus meningkat. 

Redundancy system yang diterapkan PT BIMA dalam perawatan RTG di Terminal Petikemas Semarang sebagai upaya mendukung operasional di lapangan secara optimal, pada awalnya ketika mesin tersebut memasuki jadwal overhaul, maka alat tersebut harus menunggu setidaknya 30 hari dan berhenti beroperasi sampai dengan proses overhaul selesai. 

Tetapi dengan system redundant, mesin pengganti pengganti telah dipersiapkan, sehingga alat tersebut hanya memerlukan waktu 1-2 hari saja untuk berhenti beroperasi. 

Direktur Operasional dan Teknik PT BIMA mendukung penuh inovasi yang dilakukan oleh tim terkait sebagai bentuk dukungan pada program pemerintah juga sebagai implementasi nilai inti AKHLAK Kementerian BUMN yang selalu digaungkan oleh Pelindo III Grup. 

Ia berharap langkah inovatif ini juga dapat dimanfaatkan cabang lain mengingat potensi kecilnya kerugian dalam aktivitas bongkar muat pelabuhan.

“Apapun program pemerintah kami siap menjadi bagian dari masalah sebagai solusi, PT BIMA akan senantiasa dukung dengan inovasi-inovasi baru agar arus bongkar muat pelabuhan lancar,” tuturnya.