Kasus Dugaan Pungli SDN 4 Made Lamongan, Pelapor: Ada Uang Bisaroh

Baihaki Akbar, saksi pelapor dugaan pungli di SDN 4 Made Lamongan saat memenuhi panggilan Kejari Lamongan/RMOLJatim
Baihaki Akbar, saksi pelapor dugaan pungli di SDN 4 Made Lamongan saat memenuhi panggilan Kejari Lamongan/RMOLJatim

Kasus dugaan pungutan liar SDN 4 Made, Kabupaten Lamongan memasuki tahap pengumpulan data dan bahan keterangan dari pelapor, Selasa (6/7).


Kepala Seksi Intelejen (Kasintel) Kejari Lamongan, Yudica Adi Nugraha, melaui Kasubsi Ekonomi dan Pembangunan Yuda Warta mengatakan, pemanggilan pelapor kali ini untuk dimintai keterangan pada tahap pengumpulan data (puldata) dan pengumpulan bahan keterangan (pulbaket).

"Kita melakukan puldata dan pulbaket ke pelapor. Setelah itu pada hari Kamis dari pihak terlapor kita panggil untuk dilakukan klarifikasi dan dimintai keterangan" kata Yuda Warta, dikutip Kantor Berita RMOLJatim.

Yuda menambahkan, adanya laporan pengaduan dugaan pungutan liar SDN 4 Made, pihak pelapor telah menambahkan bukti-bukti lain berupa kartu sukarela dan paguyuban. Menurut pelapor, kartu-kartu itu tidak pernah diberikan kepada anak didik.

"Pihak pelapor juga menyampaikan bukti - bukti terkait dokumen pungutan" tambahnya.

Sementara itu, pelapor Baihaki Akbar mengatakan, kehadirannya kali ini untuk memenuhi undangan Korp Adhyaksa Kejari Lamongan untuk memberikan keterangan dan menyampaikan bukti tambahan adanya dugaan pungutan liar uang Bisaroh di SDN 4 Made.

"Ternyata ada tambahan lagi uang bisaroh sebesar Rp 5 ribu per bulan. Iuran sukarela Rp. 50 ribu karena tidak bayar 6 bulan ditulis Rp 300 ribu serta iuran paguyupan 6 bulan tidak dibayar dikalikan Rp 25 ribu disini ditulis Rp 150 ribu" kata Baihaki Akbar. 

Selain itu, Baihaki menunjukan dokumen bukti adanya kartu warna biru untuk sukarela, kartu warna kuning untuk paguyuban dan hijau untuk bisaroh. 

"Ternyata ini (kartu) tidak pernah diberikan kepada wali murid atau anak. Biru adalah kartu untuk sukarela, yang kuning untuk paguyupan, yang hijau untuk Bisaroh, dan kami juga menyampaikan faktanya benar kenapa disitu itu kami menduga ada pungutan" tandasnya.[Munadi]