Balai RW 5 Kedung Baruk Dijadikan Tempat Isoman bagi Warga yang Terpapar Covid-19

Ketua RW 5 Wisma Kedung Asem Indah Kelurahan Kedung Baruk Kecamatan Rungkut Surabaya, Didik Edy Susilo bersama pengurus/RMOLJatim
Ketua RW 5 Wisma Kedung Asem Indah Kelurahan Kedung Baruk Kecamatan Rungkut Surabaya, Didik Edy Susilo bersama pengurus/RMOLJatim

Tak hanya di RW 8 Perum Babatan Pratama Kelurahan Babatan Kecamatan Wiyung yang menyulap Kampung Tanggung Wani Jogo Suroboyo Jadi Ruang Isolasi Mandiri (Isoman).


Hal yang sama juga dilakukan RW 5 Wisma Kedung Asem Indah Kelurahan Kedung Baruk Kecamatan Rungkut Surabaya.

Di RW ini, Gedung Balai RW dijadikan tempat isolasi mandiri bagi warga yang terpapar Covid-19. 

Bahkan, di tempat tersebut juga sudah disiapkan tabung dan peralatan kesehatan lainnya untuk merawat warga yang terpapar Covid-19.

Penyediaan ruang isolasi ini sudah dipersiapkan sejak awal dibentuknya Kampung Tanggung Wani Jogo Suroboyo.

Tempat isolasi ini memang harus dipersiapkan sejak dini karena khawatir ada peningkatan kasus Covid-19 dan rumah sakit di Surabaya banyak yang penuh.

“Kalau seperti itu, maka bisa dirawat sementara di tempat isolasi kami yang sudah kita persiapkan. Apalagi kita sudah siapkan oksigen dan peralatan medis lainnya. Jadi, sudah siap untuk dijadikan tempat isolasi,” kata Ketua RW 5 Wisma Kedung Asem Indah Kelurahan Kedung Baruk Kecamatan Rungkut Surabaya, Didik Edy Susilo dikutip Kantor Berita RMOLJatim saat meninjau ruang isolasi, Selasa (27/7).

Ia juga memastikan bahwa dalam menangani Covid-19 ini dibutuhkan kegotong-royongan dan keguyuban warga. 

Ia juga bersyukur karena warganya sangat guyub dalam menghadapi berbagai persoalan di wilayahnya, termasuk dalam menangani Covid-19 ini. 

“Bahkan, kalau ada warga yang terpapar, kami langsung laporkan ke puskesmas dan langsung dibawa untuk dirawat. Kalau ada yang isolasi juga dibantu makannya oleh warga, jadi benar-benar gotong-royong mengatasi ini,” tegasnya.

Oleh karena itu, ia juga sangat mendukung apabila ada gagasan Wali Kota Eri yang ingin menyiapkan rumah sehat atau tempat isolasi di setiap kelurahan. 

Apalagi, sudah ada instruksi dari Wali Kota Eri bahwa isoman di rumah bisa menimbulkan klaster keluarga dan itu sangat membahayakan, sehingga isolasi di tempat Balai RW seperti ini dan tempat isolasi di tingkat kelurahan itu bisa menjadi solusinya.

“Kalau masih ada penolakan, berarti warga itu belum paham dan perlu disadarkan pemikirannya. Memang kita tidak boleh mengedepankan egoisme dalam menghadapi Covid-19 ini, yang harus diutamakan adalah keselamatan warga kita. Jadi, kita mengatasi Covid-19 ini dengan guyub dan gotong- royong,” ungkapnya.

Sementara itu, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengapresiasi RW-RW yang sudah memiliki ruang isolasi untuk warganya. 

Seharusnya, lanjut dia, idealnya seperti itu, tapi jika sudah tidak mampu di tingkatan bawah atau di tingkat RW, maka ditarik ke tingkat kelurahan. 

“Yang betul sebenarnya seperti itu (menyiapkan isolasi di tingkat RW), tapi karena mungkin tidak bisa, makanya saya tarik ke tingkat kelurahan, sehingga isolasi di setiap kelurahan,” tegas Wali Kota Eri.

Ia juga menyadari bahwa dalam menangani pandemi Covid-19 ini tidak bisa bekerja sendirian, butuh bantuan dan gotong-royong warga Surabaya. 

Makanya, ia pun mengajak kepada warga Kota Surabaya untuk bersama-sama melawan Covid-19 ini. 

“Kalau kita bersama-sama, insyallah kita akan bisa melewati ini semua,” pungkasnya.