Pasien Meninggal Akibat Covid-19 di Situbondo, 97 Persen Belum Divaksin

Salah satu pelajar di Situbondo mengikuti vaksin mandiri di Puskesmas Panarukan, beberapa waktu lalu/RMOLJatim
Salah satu pelajar di Situbondo mengikuti vaksin mandiri di Puskesmas Panarukan, beberapa waktu lalu/RMOLJatim

Satgas Covid-19 Kabupaten Situbondo menyebut, jika angka kematian akibat Covid-19 di Situbondo 97 persen diantaranya ternyata didominasi oleh orang yang belum divaksin. Dengan demikian, satgas menyimpulkan jika risiko meninggal setelah disuntik vaksin lebih kecil dibanding tidak divaksin.


"Jadi, perlu kami sampaikan bahwa vaksinasi Covid-19 ini penting untuk membentuk kekebalan bersama (herd immunity). Karena angka meninggal pasien positif yang meninggal lebih banyak yang belum vaksin," ujar Ketua Satgas Covid-19, Karna Suswandi, dikutip Kantor Berita RMOLJatim, Selasa (27/7).

Melihat fakta tersebut, beber Bupati Situbondo ini, langkah yang harus segera digenjot adalah pencanangan vaksinasi Covid-19, utamanya saat ini adalah kalangan pelajar SMP, SMA dan sederajat. Tujuannya adalah sebagai pelopor untuk menyukseskan program vaksinasi kepada masyarakat.

"Pelajar ini adalah pioneer bangsa, kami berharap mereka mampu memberikan pemahaman dan menyosialisasikan kepada keluarga dan di lingkungannya bahwa vaksin penting untuk menjaga imunitas masyarakat di masa pandemi ini," ujarnya lagi.

Saat ini pencanangan vaksin pelajar baru dilaksanakan di beberapa sekolah di perkotaan, selanjutnya vaksinasi untuk pelajar SMP dan SMA sederajat akan terus dilaksanakan secara bergantian di seluruh kecamatan yang ada.

Informasi lain yang diperoleh, hingga 26 Juli 2021 angka kematian akibat Covid-19 mencapai 569 orang (Sejak awal pandemi), sementara yang dalam perawatan 563 orang, dengaj rincian 128 orang diantaranya di rawat di rumah sakit rujukan, 427 orang isolasi mandiri (Isoman) dan 8 orang diobservasi.