Adanya fasilitas mewah untuk karantina dan isolasi mandiri bagi anggota DPR RI sama sekali tidak menunjukkan empati di tengah kesusahan rakyat.
- Munculkan Bacapres Sejak Dini, Nasdem Berikan Pendidikan Politik ke Masyarakat
- Nasdem Minta Kejagung Usut Tuntas Uang Rp27 M yang Diserahkan Maqdir Ismail
- Saksikan Langsung SEA Games Vietnam, Prabowo Ajak Atlet Pencak Silat Kerja Keras
Apalagi, fasilitas isoman di hotel mewah tersebut dibiayai oleh negara. Hal itu termuat dalam surat nomor SJ/09596/SETJEN DPR RI/DA/07/2021 yang diteken oleh Sekretaris Jenderal DPR RI, Indra Iskandar.
"Penyediaan fasilitas khusus bagi anggota DPR ini cenderung memperlihatkan wajah parlemen yang tidak peduli, tidak sensitif, tidak berempati," ujar peneliti Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi), Lucius Karus, dilansir dari Kantor Berita Politik RMOL, Rabu (28/7).
Sayangnya, kata Lucius, kritikan publik dianggap angin lalu saja. Fasilitas istimewa dan mewah diterima wakil rakyat secara cuma-cuma dari pajak-pajak rakyat yanh dibayarkan pada negara.
"Di sisi lain, rakyat kebanyakan masih terus bergelut dengan berbagai kesulitan mulai dari fasilitas kesehatan sampai tempat isolasi," katanya.
Lanjut Lucius, fasilitas khusus anggota DPR yang terus saja muncul di tengah situasi krisis yang dialami banyak masyarakat, merupakan kebijakan yang merusak citra dan kepercayaan publik pada DPR.
"Berulangnya kebijakan atau penyediaan fasilitas khusus bagi anggota DPR yang selalu dikritik publik memperlihatkan wakil rakyat sedang menantang rakyat sendiri," pungkasnya.
- Permintaan Terakhir Lieus Sungkharisma Sebelum Meninggal Dunia
- Kopli Ansori Dilirik Warga Kota Bengkulu, Bakal Gantikan Adik Mendag?
- Habib Syakur Ajak Masyarakat Berbaik Sangka Soal Netralitas Aparat di Pemilu 2024