Begini Cara Desa Ceweng Sehatkan Warga, Manfaatkan Ramuan Herbal Tingkatkan Imunitas

Pembuatan ramuan/Ist
Pembuatan ramuan/Ist

Salah satu Desa di Kabupaten Jombang ini membuat ramuan tradisional dan dibagikan ke warga secara gratis sebagai upaya mencegah dan mengobati virus Covid 19, sekaligus meningkatkan imunitas tubuh.


Ramuan ini dibuat oleh pegawai kantor Desa Ceweng, Kecamatan Diwek yang setiap hari memasak rempah-rempah jamu tradisional di sebuah ruangan dapur yang berada di sudut ruang belakang desa.

Meskipun suasana kantor desa setempat nampak sepi, namun sebagian pegawai yang bekerja di sana tengah sibuk meracik rempah-rempah jamu, membuat bau ruangan tersebut tercium aroma sedap herbal dari uap berbagai jenis racikan khusus dalam jamu tradisional tersebut.

Terlihat berbagai macam bahan-bahan rempah yang tertata rapi didekat jendela dapur, seperti kencur dan jahe dipotong satu persatu guna dicampurkan menjadi satu dan diolah menjadi ramuan yang diyakini menambah imun tubuh pasien terpapar positif Covid-19.

Menurut Kepala Desa Ceweng, Imam Subata, jamu tradisional ini dapat memperkuat imun tubuh, khususnya bagi ratusan warga yang merasakan khasiat dari jamu tersebut. Meskipun ini bukan obat-obatan, pastinya jamu tradisional ini bisa menjadi alternatif pendamping vitamin yang diberikan oleh dokter.

"Rempah-rempah yang didapat ini memang sebelumnya diberikan oleh teman-teman, yang bisa dijadikan penambahan imun tubuh," imbuh Imam dikutip Kantor Berita RMOLJatim, Jumat (30/7). 

Imam mengungkapkan minuman tradisional ini terbuat dari rempah pilihan yang membuat rasa tidak pahit, bagi warga yang telah merasakan selalu mengatakan ini dapat menghangatkan tubuh, karena ada ramuan seperti daun srikaya, ditambahkan gula aren, sehingga membuat rasa jamu ini terasa gurih dan manis saat diminum.

Mengenai komposisi ramuan tersebut, lanjut Imam, bahan sangat mudah ditemui dan proses pembuatannya yang terbilang mudah. Untuk bahan diantaranya, daun pandan, daun srikaya, daun jambu air, kemudian juga ada kencur, kapulaga, jahe dan terakhir gula aren.

Sebelum dimasak menjadi satu, terlebih dahulu jahe serta kencur diiris atau dipotong kecil-kecil dan kemudian di lembutkan bersama kapulaga dengan blender. Setelah itu, setelah lembut, daun-daun yang tadi direbus menjadi satu beserta rempah-rempah yang dihaluskan dan ditambahkan rasa manis dari gula aren, sampai setengah jam atau 40 menit sampai jamu tradisional ini matang.

"Setelah mendidih matang, rebusan rempah-rempah tadi di saring disebuah tempat ceret berukuran 6 liter air. Kemudian saringan air jamu tadi yang sudah hangat satu persatu dimasukkan ke dalam plastik sebanyak 1 liter yang nantinya siap diberikan kepada para pasien isoman maupun yang sedang terpapar Covid-19," jelasnya.

Pihaknya menyebut, sebelum PPKM Darurat desa dapat membuat sampai 40 hingga 70 per liter dalam sehari. Tetapi karena permintaan masyarakat semakin banyak, jumlah produksi ditambah 100 hingga 200 liter dengan dibantu perangkat. Supaya masyarakat bisa sembuh selama perawatan isoman maupun saat berada di rumah sakit.

"Alhamdulillah, ini bisa dibagikan gratis. Bahkan, beberapa Kades ikut membantu membuat jamu ini didesa masing-masing agar warganya sembuh. Selain itu, donatur dan relawan juga berdatangan bahu membahu turut serta membantu suplai bahan baku," terangnya.

Dengan banyaknya logistik jamu yang semakin banyak, ia berharap warga yang kini sedang terpapar Covid-19 dapat tertolong tanpa dipungut biaya untuk 1 liter plastik jamu tersebut. Cukup datang ke kantor desa dan akan diberikan secara cuma-cuma, supaya masyarakat sembuh dan selalu ikhtiar bersama.

"Alhamdulillah sudah banyak warga kami yang sembuh dengan meminum jamu. Dari 4 ribu warga di 3 Dusun hanya 10 persen saja yang tidak tertolong. Namun 90 persen lainnya baik itu warga yang sedang kritis maupun memiliki gejala ringan dalam waktu hampir seminggu mereka yang meminum jamu ini semuanya sembuh dan bisa kembali dikediaman masing-masing, serta pola nafsu makan bertambah dan normal," pungkasnya.