Terdampak Pandemi, Pedagang Bendera Mengaku Sepi Pembeli

Hari, salah satu pedagang bendera merah putih/RMOLJatim
Hari, salah satu pedagang bendera merah putih/RMOLJatim

Pedagang bendera merah putih musiman mengeluhkan sepinya pembeli selama pandemi Covid-19. 


Hari (35), pedagang di sepanjang Jalan A.Yani, Bondowoso mengaku sudah 4 tahun terakhir selalu berjualan bendera merah putih di kawasan kota Bondowoso tiap akhir Juli hingga akhir Agustus. Namun tahun ini, diakuinya sangat sepi pembeli karena terdampak Pandemi Covid-19.

"Penjualan sepi tidak seperti tahun-tahun sebelumnya, pembeli berkurang hingga 70 persen," akunya dikutip Kantor Berita RMOLJatim, Kamis (4/8).

Dia mengatakan, dampak faktor pandemi betul-betul dirasakannya sejak 2 tahun terakhir, karena omset penjualan menurun drastis.

"Apalagi saat ini ada PPKM. semua kegiatan hampir tidak ada," tambahnya.

Biasanya, ia mengaku bisa menghabiskan 15 kodi bendera dan spanduk merah putih tiap tahunnya, namun saat ini baru terjual 3 kodi.

"Minggu pertama Agustus biasanya paling ramai pembeli, tapi sekarang sepi," keluhnya.

Saat situasi normal, Hari mendapat pesanan dari warga yang akan mengikuti pawai maupun karnaval yang diadakan pemerintah. Namun ketika pendemi terlebih ada kebijakan PPKM makin berkurang.

"Biasanya ada even karnaval, itu yang sering pakai bendera dan spanduk," paparnya.

Terakhir, jika kondisi penjualan hingga akhir pekan ini tetap sepi, Hari terpaksa akan cari peruntungan di lokasi daerah lain yang dianggap lebih berpotensi dan strategis.

"Kalau tetap seperti ini, ya terpaksa cari lokasi lain," pungkasnya.

Informasi tambahan, ada 6 jenis spanduk dan bendera dengan berbagai ukuran dan harga variatif mulai 20 ribu hingga 70 ribu sesuai dengan jenis dan ukurannya.