Klaim Menteri Keuangan Sri Mulyani bahwa laju ekonomi Indonesia lebih baik ketimbang negara tetangga seperti Malaysia, Thailand, dan Singapura, tidak bisa dibenarkan.
- Pemilu Habiskan Rp16,5 Triliun, Realisasi Belanja Pemerintah Pusat Rp 96,4 Triliun
- Kemenkeu Lakukan Pemblokiran Anggaran Pemerintah Rp 50,14 Triliun
- Sri Mulyani Kenang Rizal Ramli, Teringat Sepatu Warna Hijau Stabilo
Menurut anggota Komisi IX DPR RI Kamrussamad, saat ini kondisi ekonomi di sektor mikro Indonesia tengah memburuk akibat pandemi Covid-19 yang belum selesai dan tertangani dengan baik.
"Pertumbuhan membaik dari kondisi buruk akibat Covid-19, tapi belum normal serta belum berkualitas dalam menciptakan lapangan kerja baru,” ujar Makrussamad melansir Kantor Berita Politik RMOL, Kamis (2/9).
Fakta di lapangan, sambung politisi Partai Gerindra ini, tingkat kemiskinan meningkat cukup tinggi akibat dari penanganan ekonomi nasional yang belum sepenuhnya membaik. Termasuk akibat dari kebijakan pengetatan wilayah yang dilakukan pemerintah.
"Faktanya kemiskinan ekstrem meningkat menjadi 4,0 persen. Kemiskinan meningkat menjadi 27 jutaan orang,” tandasnya.
Menteri Keuangan Sri Mulyani sempat mengklaim ekonomi Indonesia sudah membaik (rebound) dibandingkan tahun lalu yang kontraksi parah.
Dalam pembukaan Seminar Nasional Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) 2021 secara daring, Selasa (31/8), Sri Mulyani bahkan membandingkan laju ekonomi Indonesia dengan Malaysia dan Singapura yang belum bernasib sama.
"Apakah dengan adanya kontraksi ekonomi menjamin rebound? Ternyata tidak. Lihat Malaysia, Singapura, Filipina, dan Thailand. GDP (produk domestik bruto) mereka di kuartal II 2021 belum bisa melewati kondisi sebelum Covid-19," katanya.
- Pemilu Habiskan Rp16,5 Triliun, Realisasi Belanja Pemerintah Pusat Rp 96,4 Triliun
- Kemenkeu Lakukan Pemblokiran Anggaran Pemerintah Rp 50,14 Triliun
- Sri Mulyani Kenang Rizal Ramli, Teringat Sepatu Warna Hijau Stabilo