Situasi di Laut Natuna Utara dalam keadaan yang terkendali dan nelayan tidak perlu khawatir untuk beraktivitas. Begitu penegasan Kepala Badan Keamanan Laut (Bakamla) RI Laksdya TNI Aan Kurnia dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (18/9).
- TNI AL Sukses Gelar Latma Eagle Indopura 2023 di Natuna
- Puskesmas Dibakar di Papua, HNW: Kemana Perlindungan Negara?
“Situasi di LNU (Laut Natuna Utara) tetap aman terkendali,” urainya, dilansir dari Kantor Berita RMOLJatim.
Sementara menanggapi banyaknya kapal asing yang melintas di Laut Natuna Utara, Kepala Bagian Humas dan Protokol Bakamla RI Kolonel Bakamla Wisnu Pramandita menjelaskan bahwa hal itu dikarenakan wilayah tersebut merupakan pintu masuk dan keluar kapal yang melalui Selat Sunda dan Selat Malaka.
Dia meluruskan bahwa ribuan kapal di Laut Natuna Utara terjadi bukan dalam waktu berdekatan. Tidak hanya itu, ribuan kapal yang dimaksud juga yang termasuk di wilayah Laut China Selatan. Ini lantaran kedua laut berbatasan langsung.
Bakamla RI sudah menyampaikan sebuah rekomendasi kebijakan dan strategi di Laut Natuna Utara ke Kemenko Polhukam. Dalam usulan itu, Bakamlah ingin agar wilayah perbatasan tidak hanya diisi oleh kehadiran aparat. Tapi juga pelaku ekonomi.
"Termasuk nelayan dan kegiatan eksplorasi ESDM serta penelitian," sambungnya.
Adapun langkah nyata yang dilakukan adalag dengan mendorong konsep pembentukan Nelayan Nasional Indonesia yang bertujuan mendorong kehadiran pelaku ekonomi.
“Sekaligus mendukung kegiatan monitoring di wilayah penangkapan ikan di LNU," sambungnya.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- ABK Terombang-ambing di Tengah Laut Selama Dua Minggu hingga Sakit dan Depresiasi, Pemilik KM Suryani Ladjoni Pertanyakan Tanggung Jawab Bakamla
- Bajak Laut di Negeri Maritim
- Distribusi Pupuk untuk Petani Gagal Kirim, INSA Ingatkan Bakamla yang 'Hobi' Tangkap Sembarang Kapal