Tim Dosen Unesa Lakukan Alih Teknologi Pada  Produsen Tahu Magetan

Alih teknologi pada  produsen tahu/Ist
Alih teknologi pada  produsen tahu/Ist

Guna mendukung para produsen tahu, baru-baru ini Tim Dosen Unesa melakukan alih teknologi kepada para produsen tahu di Magetan.


Alih teknologi tersebut merupakan inisiasi Dr. Warju, M.Pd bersama anggotanya yang terdiri dari Dwiarko Nugrohoseno, S.Psi., M.M dan Lutfi Saksono, S.Pd., M.Pd. 

Pengabdian kepada masyarakat tersebut kemudian diusulkan sebagai Program Kemitraan Masyarakat (PKM) dan mendapat pendanaan Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat Tahun Anggaran 2021.

"PKM tersebut merupakan upaya alih teknologi berupa rancang bangun mesin penggiling kedelai menjadi bubur tahu, melakukan pelatihan pembukuan usaha serta rancang bangun kemasan produk tahu. Tidak hanya dalam bentuk pelatihan, tetapi kami juga beri pendampingan yang berkelanjutan,” kata Warju, melalui keterangan tertulis yang diterima Kantor Berita RMOLJatim, Rabu (22/9).

Alih teknologi tersebut melibatkan salah satu mitra di Magetan, yakni Tahu Magetan Juan Berkah yang berlokasi di Desa Cepoko, Kecamatan Panekan, Kabupaten Magetan. 

Dikatakan Warju, produsen tahu masih banyak yang mempertahankan pola produksi yang masih sangat tradisional, sehingga berpengaruh pada kapasitas, higienitas, hingga produktivitas produksi. 

Selain itu, juga pengemasan cenderung seadanya dan kurang menarik. 

Sementara di sisi lain, permintaan komoditas tahu di tengah masyarakat cukup tinggi dan persaingan antar produsen pun kompetitif. 

Karena itulah, mereka berupaya untuk membantu produsen tahu dalam bentuk alih teknologi guna meningkatkan produktivitas produsen tahu di Magetan. 

“Proses jadi tahu itu kan cukup banyak, kalau masih tradisional kan jadinya lama, makanya kita upayakan  adanya alih teknologi biar proses produksi makin efektif, efisien dan produktivitasnya pun meningkat,” tuturnya.

Adapun upaya yang mereka lakukan yaitu, rancang bangun, pelatihan, dan pendampingan teknologi tepat guna (TTG) mesin penggiling untuk peningkatan kapasitas dan higienitas produksi tahu.

Melakukan pelatihan dan pendampingan penyusunan laporan keuangan sederhana, dan  melakukan rancang bangun kemasan produk tahu untuk peningkatan daya saing dan mempertahankan keawetan produk tahu pada saat pengiriman ke konsumen.

Menurutnya, industri kecil harus terus didorong lewat kerja sama dan peran penting para stakeholder. Sebab, industri kecil merupakan bagian dari tulang punggung perekonomian masyarakat. 

Pemerintah dan perguruan tinggi harus berkolaborasi untuk perkembangan pelaku industri kecil. 

“Kalau industri kecil maju dan berkembang, suplay komoditas tahu bisa memenuhi kebutuhan, dan lapangan pekerjaan pun terus bertambah,” tukasnya.

Intervensi dalam bentuk alih teknologi tersebut harus dilakukan akademisi Unesa sebagai bentuk pengabdian dan wujud kontribusinya untuk masyarakat. 

Perguruan tinggi memiliki peran strategis di dalam mendukung pengembangan industri kecil melalui penelitian, serta pengabdian kepada masyarakat.

“Pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dilakukan, dan kolaborasi perguruan tinggi, dunia usaha, pemerintah, dan masyarakat merupakan kunci kemajuan perekonomian Indonesia,” pungkasnya.


ikuti update rmoljatim di google news