Ketum Bara JP Hasil KLB Surabaya Gianto Wijaya Diserang Spanduk Bernada Rasis

Spanduk rasis untuk Gianto Wijaya/Ist
Spanduk rasis untuk Gianto Wijaya/Ist

Sejumlah spanduk bernada rasis dialamatkan kepada Gianto Wijaya, ketua umum Barisan Relawan Jokowi Presiden/Barisan Relawan Jalan Perubahan (Bara JP) lewat Kongres Luar Biasa (KLB) di Hotel Wyndham Surabaya, 25-26 September 2021.


Spanduk yang bertebaran di sejumlah titik di Kota Surabaya tersebut, di antaranya bertuliskan: Tolak Bara JP Dipimpin Gianto Wijaya (Tionghoa), Bara JP Ada U/ Rakyat Bukan U/ Gianto Wijaya (Tionghoa).

Ketua DPD Bara JP Papua, Diben Elaby menyayangkan munculkan spanduk bernada rasis tersebut.

"Kita sayangkan ya. Apalagi kita keluarga besar Bara JP di seluruh dunia, baik dalam maupun luar negeri pendukung Jokowi, sudah sepakat final kita tidak rasis," katanya kepada wartawan, Kamis (30/9).

"Kita khawatir ada oknum-oknum tertentu yang memanfaatkan situasi ini, untuk merusak hubungan silaturahim kami," tandasnya.

Diben tak memungkiri ada beberapa kader Bara JP yang yang tidak sependapat dengan KLB di Surabaya. Namun dia mengigatkan, kalau KLB tersebut sah karena berpegang pada AD/ART sebagai 'kitab suci' dalam berorganisasi.

"Jadi tahapan-tahapan mekanisme untuk menyelenggarakan kongres pasca meninggalnya Ketum kami itu sudah terpenuhi, dihadiri wakil ketua I. Kalau ketua umum meninggal dan Sekjen mengundurkan diri tentu ada wakil ketua I," katanya.

Menurut Diben, wakil ketua I ini yang mengundang dan sekitar 15 DPD yang hadir. Kemudian DPP melakukan rapat dan memutuskan untuk melakukan Rapimnas yang dilanjut dengan KLB.

"Wakil ketua I ini tidak boleh bertindak sendiri. Dia atas nama almarhum ketua umum mengundang teman-teman DPP untuk melakukan rapat pleno. Dalam rapat pleno itu mereka putuskan untuk melakukan Rapimnas. Rapat pleno itu DPP dan DPD-DPD yang hadir," jelasnya.

Apakah Bara JP hasil KLB Surabaya akan diambil langkah hukum? "Ya, saya minta terutama atas nama DPP, kita semua minta supaya kepolisian bisa menangkap ya, menemukan siapa yang menulis, siapa yang memasang itu, bisa diproses sesuai jalur hukum," kata Diben.

"Kemudian ditemukan pasti siapa yang menyuruh di balik semua ini. Kalau ditemukan, ya kita harap supaya diproses secara hukum karena itu akan mengganggu dan menimbulkan suatu permasalahan baru lagi," sambungnya.

Namun Diben yakin penyeber spanduk bernada rasis itu bukan dari keluarga besar Bara JP.

"Sekali lagi, saya minta kepolisian segera ungkap dan proses motif pelaku dan siapa dalang di balik rasis itu," katanya.

Diben juga berharap mereka yang tidak puas dengan KLB Bara JP di Surabaya bisa menyampaikan dengan cara-cara yang elegan, karena komitmen Bara JP adalah menjaga kesatuan dan persatuan.

"Kita komitmen tegak lurus di garis Jokowi. Adapun kongres yang dilakukan di Surabaya sudah sesuai dengan tahapan dan mekanisme organisasi, yaitu AD ART sebagai kitab suci kita dalam berorganisasi, sudah sah," tegasnya.

Seperti diberitakan, Gianto Wijaya yang sebelumnya menakhodai ketua DPD Bara JP Jawa Timur terpilih sebagai ketua umum. KLB yang didahului dengan Rapimnas tersebut digelar pasca ketua umum sebelumnya, Viktor S Sirait meninggal dunia dan Sekretaris Umum Yayong Waryono mengundurkan diri.


ikuti update rmoljatim di google news