Probolinggo Jadi Penyumbang Kasus DBD Terbanyak di Jatim, Dinkes Belum Tetapkan KLB

Nyamuk Demam Berdarah/ net
Nyamuk Demam Berdarah/ net

Kasus DBD atau Demam Berdarah Dengue di Jawa Timur, mengalami lonjakan yang cukup drastis diawal tahun 2024


Penyumbang paling banyak kasus DBD di Jawa Timur ini, berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Jatim, Probolinggo.

Berdasarkan Data Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Timur, periode Januari - Februari 2024, kasus DBD sebanyak 3.638 kasus. 

Kepala Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Timur, dr. Erwin Astha Triyono menyebutkan, kalau kasus DBD terbanyak ada di Probolinggo.

Di Probolinggo sendiri masih kata Kepala Dinkes Provinsi Jawa Timur, totalnya ada sekitar 600 kasus kejadian DBD.

"Sekitar area Probolinggo (kasus DBD terbanyak)," ujarnya seperti dikutip Kantor Berita RMOLJatim, Rabu (6/03).

Sedangkan untuk di kota besar seperti Surabaya, jelasnya, hanya ada 30 kasus DBD yang terjadi saat ini.

Untuk kasus yang telah terjadi sebanyak 3.638 penderita tersebut, Erwin menyampaikan ada yang masih dirawat di rumah sakit.

Ada pula yang rawat jalan. Kendati begitu, dinkes bersama Puskesmas mematikan tetap melakukan pengawasan maupun pemantauan.

"Yang jelas kuncinya monitoring, kita berharap 3.638 kasus itu pendampingannya harus bagus. Kalau bisa di rumah sakit jauh lebih baik," kata dia. 

Karena ketersediaan kamar di rumah sakit Jatim disebutnya mencukupi.

Terkait melonjaknya kasus DBD ini, Erwin mengungkapkan bahwa ini kejadian rutin tahunan. 

"Ini situasi rutin tiap kali musim hujan. Setiap kali kita sampaikan ke masyarakat ayo kerja bakti. Begitu kita sampaikan seperti Desember lalu, kasusnya akan turun sendiri," jelasnya.

Sementara untuk status DBD terkini, Erwin memastikan Jatim belum masuk Kejadian Luar Biasa (KLB). 

Pihaknya sendiri juga menunggu rekomendasi dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes). 

"Sebetulnya mau disetting KLB atau tidak, kuncinya satu. Dimana peran serta masyarakat untuk sama-sama memberantas sarang nyamuk," katanya.

Meski belum KLB, Erwin mengakui kasus periode awal tahun ini mengalami peningkatan dibandingkan tahun lalu. Jika Januari 2023 ada sebanyak 1.600 kasus, pada Januari 2024 ada 1.900 kasus.

"Kurang lebih 10 - 20 persen peningkatannya," beber Erwin.

Nah, untuk menekan kasus agar tidak melampui kejadian tahun lalu, Erwin mengajak masyarakat menjalankan 3 M, yakni menguras, menutup dan mendaur ulang atau mengubur.