Masih Level 3, Disparpora Bondowoso Larang Olahraga Tradisional Digelar

Kabid Pemuda dan Olahraga Disparpora Bondowoso, Ririn Mardikaningrum/RMOLJatim
Kabid Pemuda dan Olahraga Disparpora Bondowoso, Ririn Mardikaningrum/RMOLJatim

Berbagai Olahraga tradisional daerah Bondowoso masih belum mendapatkan izin digelar oleh Satgas Covid-19 Bondowoso.


Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga (Disparpora) Bondowoso sudah memetakan olahraga tradisional seperti Selain gobak sodor yang paling populer, Bondowoso juga kaya akan olahraga tradisional seperti egrang, dagongan, sumpitan, layang-layang, memancing, bentengan, patil lele dan lainnya.

"Namun saat ini belum bisa digelar secara penuh, kecuali hanya latihan terbatas," ujar Kabid Pemuda Dan Olah Raga, Disparpora Bondowoso, Ririn Mardikaningrum, dikutip Kantor Berita RMOLJatim, Senin (4/10).

Ia menjelaskan bahwa larangan itu sesuai dengan Surat Edaran Bupati Bondowoso. Sehingga masyarakat seharusnya tidak mengadakan kegiatan yang menimbulkan kerumunan, salah satunya gobak sodor.

"Memang kegiatannya itu biar sehat. Tapi karena menimbulkan kerumunan, maka dia tidak boleh," terangnya.

Tak hanya itu, kata Ririn, Kabupaten Bondowoso yang kembali masuk level 3, kata Ririn, juga melarang olahraga yang bersentuhan fisik seperti sepakbola, futsal dan voli serta olahraga umum lainnya.

"Untuk itu, kami menyebar surat edaran itu ke tingkat bawah terkait larangan tersebut," tambahnya.

Ditegaskannya, jika ada masyarakat yang menggelar gobak sodor, ia menegaskan hal itu di luar pantauan. Kalau ada penularan virus akibat kegiatan tersebut, maka penyelenggara harus bertanggungjawab. 

"Pak Camat mengundang kepala desa dan klubnya. Bila ada kejadian, itu tanggung jawab Anda sendiri," paparnya.

Ririn mengatakan, rencananya pihaknya akan menggelar olahraga tradisional tersebut secara penuh ketika Bondowoso sudah masuk level 1, namun hal tersebut urung dilakukan karena masih masuk level 3.

Olahraga tradisional tersebut, kata Ririn tetap diperhatikan Namum belum bisa memeriahkan secara terbuka karena keadaan yang belum memungkinkan.

"Sudah kami kelompokkan olahraga tradisional tersebut sebagai warisan nenek moyang kita," pungkasnya.