Krisis Ekonomi Kian Mencekam, Lebanon Bakal Gelar Pileg Maret 2022

Anggota parlemen Lebanon sedang bersidang/net
Anggota parlemen Lebanon sedang bersidang/net

Di tengah multi krisis yang melanda negaranya, Parlemen Lebanon telah memutuskan pada Selasa (19/10) untuk mengadakan pemilihan legislatif pada 27 Maret tahun depan.


Ini berarti bahwa Pemerintahan Perdana Menteri Najib Mikati hanya memiliki waktu beberapa bulan untuk mencoba mengamankan rencana pemulihan IMF di tengah krisis ekonomi yang semakin dalam.

Dilaporkan Al-Arabiya pada Selasa (19/10), tanggal pemilihan tersebut dipilih untuk menyiasati agar tidak berbarengan dengan datangnya bulan suci Ramadhan. Sebelumnya, tanggal pemilihan diperkirakan akan berlangsung pada Mei.

Setelah parlemen baru dipilih, kabinet Mikati hanya akan bertindak sebagai juru kunci sampai perdana menteri baru diberikan mosi percaya dan ditugaskan untuk membentuk pemerintahan baru.

Krisis keuangan Lebanon, yang oleh Bank Dunia disebut sebagai salah satu depresi terdalam dalam sejarah modern, telah diperparah oleh kebuntuan politik selama lebih dari setahun sebelum Mikati membentuk kabinet bersama Presiden Michel Aoun.

Mata uang negara itu bahkan telah kehilangan 90 persen dari nilainya dan tiga perempat dari populasi telah didorong ke dalam kemiskinan. Kekurangan bahan pokok seperti bahan bakar dan obat-obatan membuat kehidupan sehari-hari menjadi sulit.

Mikati, yang kabinetnya berfokus pada menghidupkan kembali pembicaraan dengan Dana Moneter Internasional, telah berjanji untuk memastikan pemilihan diadakan tanpa penundaan. Keputusan Selasa sesuai dengan desakan pemerintah Barat.