Bagaimana Generasi Muda Mampu Berperan dalam Mewujudkan Pemulihan Ekonomi dan Hubungan Kerjasama ASEAN-Korea?

Pengumuman Juara II Essay Writing Competition yang digelar oleh Korean Center of RMOL pada Selasa, 2 November 2021/RMOL
Pengumuman Juara II Essay Writing Competition yang digelar oleh Korean Center of RMOL pada Selasa, 2 November 2021/RMOL

"Recover Together, Recover Stronger!" 

MODERN ini hampir seluruh kalangan masyarakat tak terlepas dari berbagai hal yang berbasis digital. Keadaan pandemi Covid-19 yang sudah setahun lebih melanda seluruh dunia memberikan dampak perubahan.

Perubahan-perubahan yang terjadi dalam berbagai sector seperti; Tekhnologi, Pendidikan, Ekonomi, Sosial, bahkan budaya tentu dapar dirasakan bersama. Permasalahan yang hadir dan melanda khususnya masyarakan Indonesia saat ini pun tidak sekali atau dua kali terjadi.

Sebagai generasi muda juga mahasiswa tentu penulis berpikir bahwa tidak banyak hal yang bisa dilakukan untuk mengatasi permasalahan yang ada. Mengingat bagaimana saat ini mahasiswa sebagai seorang pelajar aktif juga turut merasakan dan terkena dampak khususnya dalam bidang pendidikan. Akan tetapi penulis sadari bahwa saat ini dimulai dari Langkah terkecil dengan mengemukakan pandangan serta menyuarakan pendapat. Dengan peran apapun, kita mampu untuk berkontribusi.

“Kolaborasi merupakan kunci…”

Sebuah kalimat yang menggambarkan bahwa harapan bisa terwujud lewat adanya usaha yang dijalankan. Salah satu bentuk kolaborasi yang saat ini menjadi fokus penulis untuk dibahas ialah ASEAN-Korea yang sangat berpotensi untuk menjalin sebuah kerjasama.

Berbagai bentuk kebijakan yang dilakukan oleh Presiden Korea Selatan salah satunya ialah New Southern Policy. Bertujuan untuk semakin meningkatnya kualitas kerjasama negara ASEAN agar selaras dengan hubungan kerjasama Korea Selatan dengan beberapa negara maju seperti Amerika Serikat, Jepang.

Lebih dalam terkait potensi Indonesia sebagai salah satu negara anggota ASEAN tentu saja siap untuk menjalin kerjasama sosial-budaya yang berangkat dari keadaan masa pandemi.

Kebudayaan Korea bukan hanya berhasil menarik perhatian masyarakat Indonesia, tapi juga memberikan dampak yang sangat terasa dalam berbagai aktifitas. Dengan demikian akan sangat penting apabila kita memandang bagaimana sebetulnya mahasiswa sebagai target pasar terbesar dari masuknya kebudayaan korea mampu berperan untuk mewujudkan kerjasama ini.

Dalam satu tahun ke belakang penulis memiliki ketertarikan untuk mengkaji dan mencuri wawasan lebih dalam terkait pemulihan Covid-19.

Dalam aspek pemulihan ekonomi, peningkatakan kerjasama, dan lain halnya penulis dapatkan melalui kegiatan Summit, Conference, Webinar, Talkshow yang diadakan dalam skala nasional maupun internasional. Bersama dengan generasi muda lainnya, pekan lalu penulis usai menghadiri kegiatan ASEAN-Conference 2021 selama dua hari. Mengikuti chamber Asean Economic Community; Recovery Economy post-pandemic through digital era.

Dengan hasil akhir kami meresolusikan hasil Focus Group Discussion yang diharapkan mampu diajukan kepada Instansi terkait. Dalam masa pembekalan sebelum membuat resolusi, seluruh delegasi mendapatkan kesempatan mendapatkan insight dari para tokoh inspiratif perwakilan setiap negara ASEAN.

Mengutip dari ASEAN Secretariat mengenai "The Three Phases of Recovery: Re-Opening, Recovery, and Resillience”. Berbagai ilmu serta wawasan yang tentu tidak bisa didapatkan diluar kegiatan Conference tersebut.

Berikut beberapa solusi yang menjadi fondasi untuk penguat dalam resolusi terkait pemulihan ekonomi. Memaksimalkan potensi pasar antar negara ASEAN dan membangun kembali integrasi ekonomi. Memcepat inklusifitas transformasi digital yang tentunya tidak dapat dihindari. Kemudian satu hal yang paling menarik disini ialah bahwasanya Partnership atau kerjasama kembali ditegaskan sebagai sebuah kunci untuk mencapai seluruh penyelesaian berbagai masalah yang dihadapi baik selama pandemic atau dalam proses pemulihan transisi post-pandemic nanti.

Penghujung akhir tahun 2021 menjadi awal diresmikannya Indonesia sebagai Precidency G20 dalam satu tahun kedepan. Pada tanggal 10 Oktober lalu, penulis berkesempatan untuk menghadiri undangan sebagai moderator oleh salah-satu Non-Governmental Organization. Topik yang diangkat pada saat itu ialah ‘Meniliki Potensi Kepemimpinan Indonesia pada G20 Tahun 2022’ dengan menghadirkan langsung Ketua Tim Harian Kemlu untuk persiapan Presidensi G20 Indonesia.

Banyak sekali hal yang dipaparkan oleh pembicara dan berhasil membuka wawasan penulis. Selain tema besar yang diusung sangat menarik yaitu Recover Together (mengedepankan multilarisme, partnership, dan inklusifitas menuju ekonomi dunia yang terbuka, adil, dan saling menguntungkan) & Rocever Stronger (mengutip dari laporan WHO, diharapkan akhir tahun 2021sekitar 40 persen populasi dunia sudah melakukan vaksinasi).

Prioritas presidensi Indonesia 2022 ini pula diantaranya yaitu: Membangun ekonomi dunia yang Tangguh dan stabil, Meningkatkan produktivitas, Memperkuat kepemimpinan kolektif global, Menciptakan lingkungan yang kondusif bagi kemitraan antar-pemangku kepentingan, dan Mendorong pertumbuhan yang inklusif berkelanjutan. Dengan memperjuangkan kepentingan nasional untuk skala global G20, dengan salah satu organisasinya yaitu Indonesian Youth Dyplomacy yang beranggotakan generasi muda turut berkontribusi dalam kegiatan-kegiatan ke depannya.

Indonesia sebagai negara berkembang berhasil mendapatkan untuk menunjukan gigi dikancah negara G20 bahkan hingga seluruh negara di dunia. Dalam upayanya membangun sistem perekonomian global yang adil, terbuka dan berkelanjutan. Berikut merupakan gambaran sederhana bagiamana sebetulnya peran kita sebagai generasi muda dalam membantu terwujudnya pemulihan ekonomi melalui hubungan kerjasama internasional.

Dimulai dari membangun sebuah kesadaran dan rasa ingin tahu yang jauh dari perasaan puas terhadap ilmu pengetahuan. Melihat peluang kerjasama yang dimiliki Indonesia dan Korea Selatan dalam mengimplementasikan beberapa point baik dalam Recovery Economic & Socio-Cultural tentu terbuka sangat lebar. Akan sangat disayangkan apabila kita sebagai generasi muda tidak mengambil Langkah dan partisipasi kecil dalam proses tersebut.

Dibuktikan dengan kemajuan teknologi digital saat ini dipegang oleh generasi muda. Antusias terbesar dalam mempelajari kebudayaan asing khususnya Korea Selatan, bahkan tonggak sejarah serta harapan negara pada masa depan semuanya kembali atau merujuk kepada generasi muda. Mari berproses bersama dan berani memulai sebuah langkah kecil sebagai generasi muda yang mampu berdampak positif ke depannya.

Penulis merupakan Juara II Essay Writing Competition dengan tema "ASEAN-Korea Cooperation Onwards" yang digelar oleh Korean Center of RMOL