Luhut Bantah Dapat Cuan dari Tes PCR, Mantan Menkominfo: Jadi Yang Untung Siapa?

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan/Net
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan/Net

Penjelasan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan mengenai bisnis PCR yang dilakukan PT Genomik Solidaritas Indonesia (GSI) justru menimbulkan pertanyaan baru. Pasalnya, Luhut yang berinvestasi pada perusahaan tersebut membantah telah mengambil untung.


Bagi mantan Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Tifatul Sembiring, pernyataan Luhut justru menimbulkan pertanyaan baru. Pertanyaan itu tentang siapa sebenarnya yang mengeruk untuk dalam bisnis PCR.

Berdasarkan catatan yang dimiliki politisi PKS itu, harga PCR mengalami perubahan yang drastis. Di mana di awal pandemi tarifnya mencapai Rp 1 hingga 1,2 juta. Sementara mereka yang hendak naik pesawat dan menjadi suspect Covid-19 harus melakukan swab PCR.

“Kalau mau hasil 6 jam Rp 2,4 juta. Nah buktinya sekarang bisa Rp 275 ribu kok. Rakyat lagi susah digetok, jadi yang untung siapa,” ujarnya lewat akun Twitter pribadi, Sabtu (13/11), dilansir Kantor Berita Politik RMOL.

Menko Luhut tegas menyampaikan bahwa dirinya tak pernah sedikit pun mengambil cuan atau keuntungan dari bisnis tersebut. Bahkan, perusahaan PT GSI banyak berperan dalam menyediakan tes PCR gratis untuk membantu masyarakat.

"Saya ingin menegaskan beberapa hal lewat tulisan ini. Pertama, saya tidak pernah sedikit pun mengambil keuntungan pribadi dari bisnis yang dijalankan PT Genomik Solidaritas Indonesia," kata Luhut melalui keterangan yang diunggah pada akun Facebook pada Jumat (5/11).

Dia menekankan bahwa hingga saat ini tidak ada pembagian keuntungan baik dalam bentuk dividen maupun dalam bentuk lain kepada pemegang sahamnya.