Kenang Tragedi Gerbong Maut Bondowoso, DPRD Usulkan Masuk Mulok

Tragedi Gerbong Maut selalu dikenang oleh masyarakat Bondowoso tiap tanggal 23 November setiap tahunnya.


74 tahun yang lalu tragedi Gerbong Maut tersebut menelan korban jiwa 47 pahlawan. Peristiwa ini merupakan salah satu rangkaian sejarah perjalanan Kabupaten Bondowoso hingga berdiri sampai kini.

Wakil Ketua DPRD Bondowoso, Sinung Sudrajat mengapresiasi peringatan tragedi Gerbong Maut yang digelar secara sederhana oleh Grup Apresiasi Seni (GAS) Bondowoso. Selain menggelar teatrikal yang menggambarkan penderitaan para pahlawan selama di dalam gerbong tertutup, mereka juga menggelar doa bersama di depan Monumen Gerbong Maut alun-alun Bondowoso.

" Ini merupakan hal yang luar biasa, dan Mas Jun selaku pengasuh GAS, di mana para pemuda-pemudi ini bergabung ini perlu dikembangkan lagi ke depan. Dan ini hari ini masih dalam kondisi pandemi akan tetapi adik-adik ini semua dengan semangat, tanpa apa-apa dengan modal seadanya," ujarnya dikutip Kantor Berita RMOLJatim, Selasa (23/11).

Aksi itu menunjukkan bahwa masih ada kepedulian para pemuda Bondowoso terhadap sejarah lahirnya Bumi Ki Ronggo. 

" Setidaknya mereka mengenang korban tragedi Gerbong Maut 74 tahun yang silam. Semoga ke depan bisa lebih lagi," tuturnya.

Untuk itu, ia berharap dukungan pemerintah daerah setempat setiap peringatan tragedi Gerbong Maut. Agar tak hanya sekadar mengibarkan bendera di tiap instansi, namun pengorbanan para pahlawan pantas diberikan lebih dari itu. Yakni, memasukkan sejarah Gerbong Maut ke dalam muatan lokal.

" Dan khususnya untuk pemerintah Kabupatenn Bondowoso, mbok yao, jangan sebatas hanya mengibarkan bendera merah putih, akan tetapi mari kita bersama-sama di tempat yang sesuai dengan protokol kesehatan, baca doa bersama setidaknya kita peringati secara sederhana karena ini masih kondisi pandemi," sambungnya.

Lebih lanjut, Sinung berjanji akan menghormati jasa pahlawan dengan cara memasukkan sejarah tersebut ke dalam muatan lokal (mulok), mulai tingkat SD-SMP. 

Tujuannya untuk menanamkan rasa nasionalisme sedini mungkin kepada anak didik dan mengenalkan salah satu sejarah kampung halamannya sendiri.

" Mohon dukungan dan kekompakan rekan-rekan sekalian , kami di DPRD akan segera bergerak untuk menindaklanjuti mata pelajaran muatan lokal Kabupaten Bondowoso," jelasnya.

Muatan lokal dimaksud mulai dari potensi Kabupaten Bondowoso hingga potensi sejarah Bondowoso, dari jaman pra sejarah megalitikum sampai dengan perang kemerdekaan. Yang termasuk di dalamnya terjadinya tragedi Gerbong Maut ini. 

" Untuk menanamkan pendidikan sejarah perjuangan para pahlawan," katanya.

Sementara itu, Ketua GAS Bondowoso Junaedi, menerangkan bahwa kegiatan ini untuk mengenang kisah perjuangan para pahlawan yang gugur di dalam gerbong. Menurutnya, pandemi Covid-19 membuat konsep ketoprak yang telah dipersiapkan, urung terlaksana.

"Yang penting kami ingin mengenang peristiwa ini, menghargai pahlawan. Bentuknya begini, karena konsep yang kami buat ketoprak dan lain-lain karena pandemi kita tertunda. Karena ini rutin setiap tahun. Pemerintah tidak mengadakan ya kami buat begini, " beber mantan penyiar radio tersebut.

Ia berpesan kepada para pemuda Bondowoso untuk tidak melupakan sejarah kotanya sendiri. Karena selama ini, banyak pemuda, siswa dan warga Bondowoso sendiri tidak mengetahui sejarah Gerbong Maut, bahkan sekadar tanggal peristiwanya. 

" Untuk generasi muda jangan lupakan sejarah terutama sejarah kota sendiri," pungkasnya.