Di Bondowoso, Bank Jatim Renovasi Rumah Tak Layak Huni Dan Sanitasi Tempat Ibadah

foto/rmoljatim
foto/rmoljatim

Bank Jatim membidik sebanyak 10 rumah tidak layak huni (RTLH) dan lima sarana sanitasi Pondok Pesantren dan masjid di Bondowoso untuk dibangun, Senin (13/12).


Pembangunan tersebut dialokasikan melalui dana Corporate Social Responsibility (CSR) Bank Jatim dan diserahkan secara simbolis di pendopo Bupati Bondowoso.

Penyerahan bantuan yang mencapai jutaan rupiah itu, diserahkan langsung oleh Direktur Risiko Bisnis Bank Jatim, Jawa Timur, Rizyana Mirda, kepada Bupati Bondowoso, KH Salwa Arifin, di pendapa bupati. 

Bupati Bondowoso, KH Salwa Arifin mengungkapkan bantuan tersebut sangat membantu untuk memperbaiki RTLH yang ada di Bondowoso. Serta pembangunan sanitasi juga dinilai sangat bermanfaat bagi para santri. Pihaknya mengaku sangat mengapresiasi bantuan yang diberikan kali ini. 

"Ini amal jariyah, selama fasilitas ini dipakai maka pahala akan terus mengalir," ujarnya dikutip Kantor Berita RMOLJatim.

Disebutnya, selama ini Bank Jatim sudah banyak membantu masyarakat kabupaten Bondowoso. Walaupun demikian, pihaknya berharap bantuan tersebut masih akan terus mengalir. Mengingat di Bondowoso masih banyak masyarakat yang kurang mampu. "

"Angka kemiskinan di Bondowoso masih cukup tinggi," tuturnya.

Oleh sebab itu, pihaknya berharap kepada para penerima untuk menerima dan menjaga dengan baik bantuan yang diberikan. Harapannya fasilitas yang dibangun dengan dana CSR itu tidak cepat rusak, terutama sarana sanitasi yang akan digunakan oleh para santri. 

"Saya harap para penerima bisa merawat nantinya dengan baik karena ini sesuatu yang harus di syukuri," sambungnya.

Selain itu, pihaknya juga berharap bantuan tersebut tidak hanya berupa bantuan untuk pembangunan sarana saja. Tapi juga pembangunan dalam bentuk lain untuk meningkatkan perekonomian masyarakat. 

"Seperti koperasi misalnya, mungkin juga bisa dibantu," tegasnya.

Sementara, Direktur Risiko Bisnis Bank Jatim, Jawa Timur, Rizyana Mirda, menyampaikan, bantuan yang diserahkan kemarin, jumlahnya mencapai Rp 250 juta secara keseluruhan. Menurutnya, setiap perusahaan memiliki kewajiban untuk memberikan CSR-nya. 

"Mungkin yang kelihatan sekarang baru itu. Tapi yang lain-lain (bantuan, red) juga banyak sebenarnya," urainya.

Sementara untuk bantuan Rtlh dan sarana sanitasi itu, menurutnya akan berkelanjutan. Tentunya dengan menyesuaikan dengan permintaan dari pemerintah daerah. Kebetulan untuk Bondowoso baru rtlh dan sanitasi Pondok Pesantren dan masjid yang diminta. 

"Bank Jatim akan totalitas memberikan kontribusi yang optimal untuk pemerintah daerah," tegasnya.

Bantuan yang diberikan kepada pemerintah kabupaten/kota di Jawa Timur, menurutnya secara besaran tidak akan sama. Tergantung dari kebutuhan yang diusulkan oleh pemerintah daerah masing-masing. 

Rizyana juga menyebut, bantuan dari pihaknya dari dana CSR tidak hanya berupa pembangunan Rtlh dan Sarana sanitasi saja. Ada beberapa bantuan yang juga diberikan selama tahun 2021. Seperti mobil ambulance dan pendampingan kepada pelaku UMKM di Bondowoso. 

"Dalam satu tahun kita memiliki anggaran yang harus diberikan dalam bentuk CSR," imbuhnya.

Selain itu dirinya berharap agar semua pihak, termasuk para awak media untuk bekerja sama, sehingga nasabah Bank Jatim akan bertambah. Hal itu tentu akan berdampak pada laba yang dihasilkan. Jika laba yang dihasilkan banyak, maka bantuan dana CSR diberikan juga akan meningkat. Karena memang perusahaannya bergerak dalam bidang nirlaba. 

"Di masa pandemi seperti ini, dapat memberikan kontribusi yang optimal kepada pemerintah daerah, sebagai pemegang saham," pungkasnya.