Mantan Wakil BIN jadi Pilihan Alternatif Ketum NU

As'ad Said Ali
As'ad Said Ali

Katib Aam PBNU KH Yahya Cholil Staquf menjadi yang paling berpeluang melanjutkan tonggak kepemimpinan Nahdlatul Ulama (NU) setelah dua periode dipimpin KH Said Aqil Siroj.


Begitu pandangan Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno saat membedah kontestasi pemilihan ketua umum PBNU jelang Muktamar ke-34 Nahdlatul Ulama di Lampung yang akan digelar 23-24 Desember.

"Kalau dilihat kecendurangan rata-rata saat ini, terhadap Gus Yahya menguat kan," ujar Adi Prayitno kepada Kantor Berita Politik RMOL, Senin (20/12).

Dikatakan Adi, memang Said Aqil sebagai petahana punya banyak keuntungan. Tetapi, tantangannya selain dari Gus Yahya, dia harus bersaing dengan calon ketiga yaitu KH As'ad Said Ali.

"Dukungan Kiai Said pun juga kuat, tetapi dukungan untuk Kiai As'ad belum terlihat sejauh ini," terangnya.

Masih kata Adi, di tengah dinamika Said Aqil dan Gus Yahya sebagai unggulan, nama mantan Wakil Badan Intelijen Negara (Wakabin) As'ad Ali bisa menjadi alternatif yang mengakomodasi irisan kelompok pendukung Kiai Said Aqil dan Gus Yahya.

"Nah Kiai As'ad ini bisa jadi kuda hitam, kalau ada dua kubu yang mengeras cenderung biasanya publik akan memalingkan wajahnya ke satu sosok yang dianggap sebagai jalan tengah," pungkasnya.