Jember Diterjang Banjir Bandang Lagi, Ini Solusi Bupati Hendy 

Bupati Jember, Hendy Siswanto dan Ketua DPRD Jember, Itqon Syauqi saat meninjau lokasi banjir/Ist
Bupati Jember, Hendy Siswanto dan Ketua DPRD Jember, Itqon Syauqi saat meninjau lokasi banjir/Ist

Banjir dari hulu sungai pegunungan Argopuro kembali terjadi. Sedikitnya 7 rumah dan dapur warga di Kecamatan Panti, Bangsalsari dan Rambipuji Kabupaten Jember, terbawa arus, Kamis (20/1). Bahkan rumah pribadi Bupati Jember, Hendy Siswanto di lingkungan Kapung Ledok kelurahan Jember kidul Kecamatan Kaliwates, yang sudah dibersihkan, kembali tergenang lumpur. 


"Banjir tersebut terjadi selama 2 hari berturut-turut dengan debit air yang sangat tinggi. Dampak kerusakan dari banjir cukup lumayan. Mengingat, dari 10 tahun terakhir baru kali ini banjir di Jember cukup besar," ucap Bupati Jember, Hendy Siswanto dikutip Kantor Berita RMOLJatim usai  mengunjungi beberapa lokasi banjir yang terjadi di Desa Badean Bangsalsari, Desa Pakis Panti dan Desa Rambipuji Kecamatan Rambipuji, Jum'at (21/1). 

Ikut hadir dalam kunjungan tersebut, Ketua DPRD, Itqon Syauqi dan Ketua fraksi dan komisi C DPRD Jember. 

Dia menjelaskan, baru kali ini banjir di Jember cukup besar dan memang curah hujan tinggi. Ini merupakan banjir tahunan, belum ada treatment terhadap posisi di hulu sehingga ini sungguh sangat mengkhawatirkan ke depan kalau tidak segera melakukan treatment di hulu sungai.

Dia juga menjelaskan bahwa penanganan banjir tidak hanya mengatasi sungai-sungai saja, tapi perlu penanganan yang komprehensif, dari hulu sungai hingga hilir. Hulunya adalah pegunungan Argopuro. Selama hulunya belum ada treatment, maka banjir tahunan akan terus terjadi.

Dia mengungkapkan bahwa banjir bandang membuat sungai Karangpakel panti terpecah menjadi 2 sungai, membuat alur sendiri. Anak Sungai baru ini mengarah ke perumahan penduduk. Hal ini terjadi, karena  volume air yang tinggi dan membawa batu-batuan yang cukup besar besar. 

"Hal ini sangat berbahaya sekali. Kami dengan Pak Prabowo, teman-teman dari Jawa Timur dan provinsi akan mengkaji ini," katanya.

"Bahwa aliran air intinya tidak boleh dihadang, tapi harus diarahkan sehingga kalau sekarang sudah terbentuk saluran-saluran baru itu akan berulang setiap tahunnya," sambungnya.

Ke depannya, Pemkab Jember bersama Pemerintah Sumber Daya Air Provinsi akan berkolaborasi. Bupati berharap penanganan hulu ini menjadi proyek nasional. Pekerjaan penanganan bencana nasional ini, membutuhkan kolaborasi antara Pemkab Jember dan Pemerintah Pusat. 

"Karena ini menyangkut biaya yang cukup besar dan penelitian yang komprehensif," terangnya.

Hal mendesak, yang  sudah wajib dilakukan dari sekarang hingga tahun-tahun ke depannya, yaitu melakukan reboisasi sehingga kedepan tidak terjadi banjir seperti ini lagi. Hal tersebut tentunya menjadi tanggung jawab bersama Pemerintah, Stakeholder, dan Masyarakat.