Keputusan Koordinator PPKM Jawa Bali Luhut Binsar Pandjaitan yang menolak usulan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan tentang penghentian Pembelajaran Tatap Muka (PTM) 100 persen, dinilai aneh.
- Anies Baswedan: Pemilu Menentukan Arah Kebijakan, Bukan Sekedar Pilih Orang
- Jika Prabowo Rangkul Koalisi Perubahan, Anies Bakal Gigit Jari
- Gagal Pengaruhi Publik, Retorika Anies Dinilai Sebagai Sekedar 'Omon-omon'
Menurut pengamat politik Iwel Sastra, usulan Anies sudah tepat karena bertujuan untuk menekan penyebaran Covid-19. Apalagi, di Jakarta terjadi lonjakan kasus Covid-19.
"Agak mengherankan juga jika usulan ini ditolak," kata Iwel melansir Kantor Berita Politik RMOL, Selasa (8/2).
Direktur Mahara Leadership ini kemudian menjelaskan mengapa ia menyebut keputusan Luhut Aneh. Pertama sebagai kepala daerah, Anies tentu sangat memahami apa yang sedang terjadi di wilayahnya. Dikatakan Iwel, usulan ini tidak mungkin asal usul.
Ia berpandangan, Pemprov DKI pasti sudah melalui kajian yang tujuannya untuk menghentikan penyebaran virus Covid-19 dan melindungi warga masyarakat.
Kedua, ditambahkan Iwel, beberapa lembaga yang terpercaya seperti Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) dan Ikatan Dokter Anak Indonesia senada dengan Anies menghendaki agar PTM dihentikan dulu 100 persen.
"Tentu menjadi tanda tanya terhadap penolakan usulan Anies ini," tandas Iwel yang keheranan.
- Anies Baswedan: Pemilu Menentukan Arah Kebijakan, Bukan Sekedar Pilih Orang
- BBM Euro 5 Bisa Pangkas Subsidi Energi Hingga Rp 50 Triliun
- Jika Prabowo Rangkul Koalisi Perubahan, Anies Bakal Gigit Jari