Tuntut Pencairan Dana Proyek, Ratusan Rekanan dan Pekerja Wastafel Jember Dirikan Posko Pengaduan 

Unjuk rasa rekanan dan pekerja wastafel di depan Pendopo Wahya Wibawagraha Jember, Selasa (22/2)/RMOLJatim
Unjuk rasa rekanan dan pekerja wastafel di depan Pendopo Wahya Wibawagraha Jember, Selasa (22/2)/RMOLJatim

Ratusan rekanan dan pekerja wastafel yang tergabung dalam  Forum Pengusaha Korban Wastafel Covid-19 tahun 2020, kembali menggelar aksi di depan Pendopo Wahya Wibawagraha Jember, Selasa (22/2) siang. 


Mereka menuntut Bupati Jember, Hendy Siswanto, segera mencairkan dana proyek wastafel tahun 2020, yang sudah selesai digarap 100 persen, bahkan proyek tersebut sudah diSPJkan.

Pantauan Kantor Berita RMOLJatim, ratusan orang membentang berbagai poster, dengan melakukan long march dari samping Kantor Polres Jember, di Jalan Kartini menuju Pendopo Wahya Wibawagraha di jalan Sultan agung. Selanjutnya mereka mendirikan posko pengaduan serta meletakkan tower tandon air di depan Pendopo Wahya Wibawagraha Jember. 

Berbagai poster dan banner mereka bentangkan selama perjalanan yang selanjutnya ditempelkan di posko dan tower tandon air. Berbagai poster diantaranya bertuliskan "Bongkar jual beli proyek", "Dana pengerjaan proyek pengadaan wastafel segera dibayarkan", "Kami Bukan Maling kenapa kau suruh aku ke pengadilan," dan "Kami tidak setuju dengan 2 opsi, yang ditawarkan Bupati".

Salah satu rekanan pengerjaan wastafel, Suhemik mengatakan bahwa selama ini pihaknya menuntut Bupati Hendy untuk segera membayarkan proyek wastafel.

"SP, SPMK, SPK, dan kontrak ada. Pekerjaan wastafel sudah diterima oleh tim teknis sesuai SPMK.  Sudah diaudit BPK. Sudah diaudit oleh tim Bupati Hendy terdiri dari inspektorat, UNEJ, Polres dan kejaksaan, legalitas apalagi yang kau minta," ucap Suhemik dikutip Kantor Berita RMOLJatim.

Dia menjelaskan, pengerjaan proyek wastafel sekitar bulan April tahun 2020, berdasarkan perintah resmi dari Pemkab Jember, melalui PPK. Selanjutnya proyek dilaksanakan secara tuntas 100 persen tahun 2020. Bahkan sudah di SPJkan.

"Namun saat akan pencairan, terjadi pergantian kepemimpinan Pemkab Jember dari Bu Faida ke Bupati Hendy. Sejak saat itu, mulai ada permasalahan, mulai pergantian pejabat sehingga pembayaran dana proyek wastafel terkatung-katung," katanya.

Semestinya Bupati Hendy Siswanto membayar dana wastafel yang sudah terkatung hampir 2 tahun.

Hal senada disampaikan rekanan lainnya, Direktur PT Sen Mega Mustawa, Iswahyudi,  yang juga korlap aksi rekanan korban Covid 19 di Kabupaten Jember. Dia menjelaskan, untuk mendukung  efektivitas perjuangan menuju terbayarnya dana wastafel, dia mendirikan Posko pengaduan rekanan di depan pendopo.  

"Dibentuknya posko ini bertujuan untuk mengiventarisir rekanan pengerjaan wastafel yang belum masuk daftar 176 rekanan dan telah dilaporkan saat audiensi dengan bupati kemarin," kata Iswahyudi.

Dijelaskan Iswahyudi, pihaknya ingin membantu rekanan yang belum selesai administrasinya. Menurut dia, ada beberapa beberapa jenis terkendala yang dialami rekanan. Ada pekerjaan yang sudah selesai 100 persen, sudah dilakukan pemeriksaan dan sudah SPJ. Ada pekerjaan yang selesai 100 persen, belum dilakukan pemeriksaan, sehingga  belum SPJ. Selain itu, ada yang pekerjaan belum selesai. Semuanya akan dikumpulkan untuk mendapatkan data mereka. Sebab, BPK hanya melakukan pemeriksaan terhadap proyek yang sudah diselesaikan dan sudah dibayar. 

"Kami juga heran bupati tetap  ngenyel masih menunggu hasil pemeriksaan audit BPK untuk membayar. Ya ora iso toh (ya tidak bisa). Karena tugas BPK hanya melakukan pemeriksaan, membalancekan neraca daerah jika daerah punya hutang atau bagaimana," katanya. 

Jadi tidak ada istilah BPK merekomendasikan membayar hutang. Yang ada kemarin, temuan BPK bahwa Pemkab punya hutang ke pihak ketiga sebesar Rp 31 milyar. 

Iswahyudi menegaskan, bahwa poskonya akan bekerja selama 2 Minggu, untuk menunggu laporan data-data dari rekanan.  Selama 2 minggu ini pihaknya akan bekerja secara bergantian di posko depan Pendopo.

Hingga kegiatan orasi tuntas, tak seorangpun menemui pengunjuk rasa. Pasalnya, Bupati Jember dan Wakil Bupati Jember sedang keluar melakukan kegiatan dinas di Jember.


ikuti update rmoljatim di google news