Harga Sembako Jelang Ramadan Mulai Meroket, Ketua Bamusi: Pemerintah Harus Ambil Langkah Antisipatif

Ketua Bamusi Indonesia Kabupaten Malang,H. Abdurahman/Ist
Ketua Bamusi Indonesia Kabupaten Malang,H. Abdurahman/Ist

Harga sembako menjelang bulan suci ramadhan mulai meroket. Ketua Baitul Muslimin (Bamusi) Indonesia Kabupaten Malang, H.Abdurahman, mendesak pemerintah segera melakukan langkah antisipatif. 


"Harga sejumlah komoditi pangan di pasar sudah naik. Seperti cabe, telor, hingga daging. Hal ini biasa terjadi sebelum bulan suci Ramadhan. Dalam hal ini, pemerintah harus jemput bola, karena pemerintah memiliki kontrol. Sehingga saat Ramadan, harga kebutuhan pokok dan pangan bisa dikendalikan, dan tidak menyusahkan masyarakat berpenghasilan rendah," ujar Abdurahman yang akrab dipanggil Abah Dur di Malang, Selasa (8/3). 

Selain sejumlah komoditi pangan mengalami kenaikan tersebut, minyak goreng bersubsidi yang disediakan pemerintah juga masih langkah didapatkan di pasar. 

"Ada baiknya harga minyak goreng subsidi yang diberikan pemerintah, untuk ditinjau kembali. Pasalnya harga minyak goreng murah namun tidak ada barangnya, hal ini justru membuat masyarakat kelimpungan. Kita punya satgas pangan, artinya pemerintah melalui Satgas Pangan ini bisa dimaksimal. Jika ada penimbun minyak goreng atau kebutuhan pangan lainnya, harus ditindak tegas. Pemerintah tidak boleh kalah dengan mafia pangan," tandas Abah Dur. 

Ia juga menekankan, bahwa kebutuhan sembako murah saat ini begitu dinanti masyarakat. 

"Beberapa pekan lagi sudah Bulan Ramadhan. Masyarakat butuh kepastian ketersediaan bahan pangan stoknya ada, murah dan terjangkau. Hanya ini sebenarnya keinginan masyarakat. Apalagi perputaran ekonomi ditengah Pandemi Covid-19 yang tak kunjung mereda, membuat sejumlah komoditas pangan melonjak tajam," tegasnya.

Bahkan, Abah Dur meminta, agar pemerintah segera melakukan evaluasi menyeluruh. Akibat terjadi naiknya sejumlah komoditi dan kelangkaan minyak goreng subsidi tersebut. 

"Dalam hal ini, pemerintah harus segra mengambil langka tegas. Apabila diketahui yang menimbun stock bahan pangan. Karena mafia pangan ini, tidak bisa dibiarkan begitu saja. Kasihan rakyat, ditengah pandemi Covid-19,  mereka harus antri untuk membeli minyak goreng," pungkas Abah Dur.