Sejak Awal Memang Tugu Kartonyono Dalam Catatan

Anggota DPRD Ngawi sidak ke Tugu Kartonyono beberapa waktu silam/Ist
Anggota DPRD Ngawi sidak ke Tugu Kartonyono beberapa waktu silam/Ist

Agus Fathoni, Koordinator Langgar Sawo Ijo (LSI) Ngawi angkat bicara pasca keberadaan Tugu Kartonyono yang tidak berputar beberapa hari terakhir. Ia menilai sejak awal pembangunan tugu berbentuk gading gajah menjuntai ke atas tersebut memang dalam catatan. 


"Memang sejak dibangun 2018 lalu keberadaan tugu itu (Kartonyono) dalam pengamatan sehingga secara otomatis ada beberapa catatan sesuai kondisinya. Mengingat pembangunan tugu itu menyerap anggaran yang tidak sedikit saat itu," terang Atonk sapaan akrab Agus Fathoni dikutip Kantor Berita RMOLJatim, Selasa, (8/3).

Atonk mengurai, jika merefleksi ke belakang total pembangunan Tugu Kartonyono di bawah rekanan PT Asimuru Mitra Mulya menelan anggaran Rp 3,1 miliar bersumber APBD Kabupaten Ngawi 2018. Dengan demikian, ia melihat keberadaan DPUPR Ngawi selaku pihak yang bertanggungjawab atas perawatan Tugu Kartonyono patut dipertanyakan. 

"Sejauh mana perawatan rutinnya apabila betul dilakukan seharusnya tidak demikian ini. Jika perawatan secara terjadwal dilakukan pastinya akan diketahui sejak dini terjadinya error dan bukan seperti ini ketika ada teguran baru action," beber Atonk. 

Selebihnya, sejak awal hingga saat ini yang memasuki tahun ke empat ia juga tidak habis pikir soal pekerjaan finishing terhadap gading gajah yang sangat kurang rapi. Padahal keberadaan tugu yang difungsikan sebagai satu monumental tersebut berada ditengah akses jalan nasional. Terlebih kehadiran gading gajah sebagai satu ikon akan keberadaan daerah Ngawi agar dikenal publik. 

Maka dari itu, jelasnya, DPUPR Ngawi sejak awal sampai waktu saat ini harus mencermati pekerjaan akhir sesuai fungsinya. Terlebih sejauh mana kehadiran konsultan pengawas saat itu mengingat mereka juga harus bertanggungjawab.

Seperti diketahui hasil hearing sesuai pemaparan Komisi IV DPRD Ngawi empat tahun silam di hadapan wartawan menyebutkan, anggaran Rp 3,1 miliar terbagi atas pekerjaan inti yakni tugu menyerap budget 25 persen atau Rp 700 juta serta 17 persen atau Rp 480 juta untuk mechanical engineering (ME). Ditambah 58 persen atau Rp 1,65 miliar yang peruntukanya pada pekerjaan pelebaran jalan, pengaspalan, drainase, pengunduran lampu traffic light dan plus pajak 10 persen. 

Terpisah, Moh Sadeli Kepala DPUPR Ngawi kepada Kantor Berita RMOLJatim mengatakan, penyebab tidak berputarnya Tugu Kartonyono akibat roda giginya mengalami keausan. Sesuai yang dijadwalkan pada pekan ini akan secepatnya dilakukan perbaikan. Tidak sebatas itu direncanakan kedepan akan ditambah anggaran perawatan melalui pos perubahan anggaran tahun 2022 ini.

"Untuk anggaran perawatan akan kita tambah selain itu untuk roda giginya yang rusak itu akan kita pesankan ke PT Pindad sesuai kualitasnya," pungkas Moh Sadeli.