Zat seperti Magnesium, Vitamin D dan Protein sangat berperan dalam terbentuknya Immunity atau kekekebalan pada tubuh manusia.
- LIPI dan RSD Wisma Atlet Selesai Uji Klinis Tahap Akhir Obat Herbal Corona
- Pasca Lebaran, Pulau Jawa Jadi Penyumbang 53 Persen Kasus Covid-19
- Hadapi Gelombang Ke-3 Covid, Bupati Instruksikan PTM 50 Persen dan Wisata Ditutup
Kekebalan tubuh atau kemampuan organisme multisel guna melawan mikroorganisme berbahaya, dalam hal ini virus Sars-Cov2.
Sedangkan protein berperan dalam pembentukan hormon, enzim dan zat kekebalan tubuh (antibodi) seperti : leukosit, limfosit, imunoglobin dan lainnya.
"Karenanya, agar dapat dipahami, bahwa asupan protein yang kurang dapat beresiko 1.64 kali lebih tinggi dengan status imunitas yang kurang baik," tutur Dokter Vania Wijaya, Head Of Medical Checkup Siloam Hospitals Surabaya dalam keterangan resmi yang diterima Kantor Berita RMOLJatim saat membuka edukasinya, Kamis (17/3) lalu melalui bincang sehat pada aplikasi zoom.
Sementara itu, Vania Wijaya mengingatkan akan pentingnya Vitamin D yang telah terbukti dalam menurunkan risiko infeksi saluran pernapasan pun efeknya dalam meningkatkan imunitas seluler dan adaptif turut membuat vitamin D patut dipertimbangkan sebagai opsi potensial untuk mengobati dan mencegah COVID-19.
"Mengingat perannya ini, ada baiknya masyarakat harus cek rutin kadar vitamin D. Dengan mengetahui kadar vitamin D dalam darah dan menghindari kemungkinan intoksikasi," imbuh Vania.
Dengan range normal 30-50 ng/ml dan dikatakan Toxic apabila lebih besar dari 100 ng/ml.
Diartikan Vitamin D Toxicity, akan ada penumpukan kalsium dalam darah (hypercalcemia) yang umumnya akan bergejala seperti : Mual dan muntah, Lemah dan letih lesu, sering buang air kecil, tentunya akan sangat mengganggu keseharian aktivitas.
Ia melanjutkan," Vitamin D bisa didapatkan dengan beberapa cara seperti : Berjemur (paparan sinar matahari), Konsumsi asupan makanan yang kaya Vitamin D serta Mengkonsumsi supplemen vitamin D.
Untuk Covid- 19, ketahuilah tentang 'Titer Antibody Sars Cov-2' yaitu tentang : Mengetahui terbentuk tidaknya antibodi terhadap Sars Cov2 dalam darah, dengan konsultasi ke kami dan para pendonor plasma konvalesen hendaknya mencek hal ini.
Serta disarankan cek titer antibody 1 bulan setelah vaksin atau pasca dinyatakan sembuh dari covid-19.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Kemeriahan Karnaval Budaya Tutup Rangkaian Munas VII APEKSI 2025 di Surabaya
- Hari Kedua Ladies Program APEKSI, Istri Kepala Daerah Antusias Belajar Meracik Rujak Cingur di Surabaya
- Dari Surabaya untuk Indonesia, Munas APEKSI 2025 Tegaskan Komitmen Pemerataan Pembangunan