Ngabuburit Ngaji Tafsir, Tradisi Santri Asrama Sunan Bonang Pesantren Mambaul Maarif di Bulan Ramadhan

Ngaji Tafsir Yasin menjelang buka puasa/RMOLJatim
Ngaji Tafsir Yasin menjelang buka puasa/RMOLJatim

Mengaji kitab kuning bagi santri sudah menjadi hal biasa. Hal ini bertambah ketika memasuki bulan Ramadhan.


Santri di Pesantren Mambaul Maarif Denanyar, Jombang, misalnya, mengisi ngabuburit (waktu sore menjelang magrib berbuka puasa) dengan ngaji kitab tafsir Al Quran.

Ngaji tafsir Al-Quran menjadi tradisi tersendiri bagi kalangan santri di pesantren tersebut. Kitab tafsir karangan Syekh Hamami Zadah yang lahir di abad ke-12 itu menjadi materi pengajian para santri di sore hari menjelang Magrib.

Mempelajari tafsir dari ayat-ayat suci Al-Quran biasa dilakukan oleh ratusan santri di Asrama Tahfidz Sunan Bonang Pesantren Mambaul Ma'arif setiap bulan Ramadan tiba.

“Alhamdulillah, di setiap bulan Ramadhan ada tambahan khusus ngaji kitab tafsir," kata Gus Muhammad Jauharul Afif, Pengasuh Asrama Sunan Bonang Pesantren Mambaul Maarif, Jumat (8/4) dikutip Kantor Berita RMOLJatim.

Santri di asrama ini, membedah tafsir Al-Quran di waktu siang hingga sore hari menjelang berbuka puasa. Sedangkan di malam hari digunakan untuk setoran hafalan Al-Quran bagi para santri tahfidz.

“Di bulan Ramadan ini, para santri khusus mempelajari Kitab Tafsir Yasin, salah satu surat dari Kitab Suci Al Quran. Adapun pengarangnya Syekh Hamami Zadah yang lahir di abad ke-12," jelasnya.

Tafsir Yasin itu dibacakan langsung oleh Gus Afif beserta penafsirannya. Sedangkan para santri menyimak dan menyalin penafsiran tersebut ke kitabnya masing-masing dengan menggunakan huruf pego.

“Kitab yang kami baca ini termasuk kitab karangan para ulama ahlusunnah wal jamaah. Harapannya santri punya wawasan ahlusunnah wal jamaah, mulai dari Aqidah sampai syariatnya sesuai dengan tuntunan Rasulullah," tuturnya.

Ia mengungkapkan, bahwa di lingkungan pesantren kajian dan pengajian seperti ini sudah menjadi budaya dan tradisi. Apalagi di bulan ramadan yang otomatis digelar mulai ba'da subuh, ba'dah zuhur hingga ba'da tarawih.

“Itu ngaji full. Inilah indahnya di pesantren," ujarnya.

Kata dia, ngaji kitab tafsir ini sudah menjadi budaya para santrinya dalam mengisi kegiatan bulan ramadan. Mengaji kitab tafsir diharapkan untuk para santri bisa menyelami intisari dari Al-Quran secara menyeluruh.

Adapun penghuni asrama Sunan Bonang Pesantren Mambaul Maarif ini berjumlah sekitar 300 santri. Namun karena masih dalam suasana pandemi covid-19, pengajian dibagi beberapa kelompok. Pada pengajjan yang dipimpin oleh Gus Afif ini, hanya 50 santri yang mengikutinya.

“Alhamdulillah, bisa mengikuti kegiatan ngaji kitab tafsir ini," kata salah satu santri Asrama Sunan Bonang Pesantren Mambaul Maarif, Muhammad Rosyid Ridlo.

Santri asal Lamongan ini berharap ngaji kitab tafsir bermanfaat dan menambah keilmuannya. Tentunya, banyak sekali pelajaran yang bisa menambah wawasan dari mengaji kitab tafsir Yasin.

“Seperti menambah keimanan dan ketaqwaan dan kecintaan terhadap Al-Quran," katanya.