Demo Mahasiswa Sekarang Mirip Gerakan 98 yang Berangkat dari Penderitaan Rakyat

Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) menggelar aksi di Patung Arjuna Wiwaha atau Patung Kuda, Jakarta Selatan, Kamis 21 Oktober 2021/RMOL
Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) menggelar aksi di Patung Arjuna Wiwaha atau Patung Kuda, Jakarta Selatan, Kamis 21 Oktober 2021/RMOL

Gerakan mahasiswa yang mulai turun ke jalan mengkritik kebijakan Presiden Joko Widodo hingga menuntut sikap tegas soal penundaan Pemilu 2024 dan presiden 3 periode disokong dukungan dari para aktivis.


Aktivis yang tergabung dalam Visi98 menilai, pemerintahan Jokowi tidak andal dalam mengatasi beragam persoalan yang menyentuh hajat rakyat.

Mulai dari tak mampu menghadapi mafia minyak goreng dengan mengeluarkan kebijakan BLT migor, hingga abai terhadap kegaduhan politik penundaan Pemilu 2024 dan perpanjangan masa jabatan presiden.

"Mendukung kritik terhadap pemerintah dan mendesak pemerintah segera mampu mengatasi kondisi ekonomi masyarakat yamg semakin terpuruk agar situasi politik tidak mengalami guncangan seperti pada rezim sebelumnya," kata Kordinator Visi98, Jim Lomen Sihombing dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu (9/4).

Jim Lomen memperingatkan rezim Jokowi agar tidak gegabah mengelola kebutuhan dasar masyrakat. Naiknya harga kebutuhan bisa menjadi pemicu ketidakstabilan politik.

"Tentunya ini kembali mengulang tugas mulia mahasiswa, menjadi garda terdepan menjawab ketakutan masyarakat terhadap kelangsungan hidup," sambungnya.

Visi98, masih kata Jim Lomen, melihat gerakan mahasiswa saat ini murni dari situasi yang terjadi pada masyarakat. Menurutnya, tidak bisa dipungkiri bahwa gerakan mahasiswa pada tahun 1998, 1978/74 dan angkatan '66 muncul dikarenakan rezim Orla dan Orba gagal dalam mengelola kebutuhan mendasar masyarakat.

"Maka situasi saat ini pun tampak terlihat jelas kesamaannya. Penderitaan rakyat semakin menjadi-jadi," pungkasnya.