DPRD Jatim Minta Dinkes Bentuk Tim Atasi Hepatitis Misterius

Hadi Dediasnyah/ist
Hadi Dediasnyah/ist

Dinas Kesehatan Jatim diminta untuk bentuk tim guna menyikapi persoalan Hipatitis akut misterius. Ini dilakukan untuk mengantisipasi agar bisa malakukan pencegahan dan menghindari kasus ini agar tidak menjadi pandemi di Jatim.


"Dinkes bisa menggerakkan kembali tim covid- 19 yang ada guna melakukan sosialisasi kepada masyarakat terkait jebis penyakit ini untuk masyarakat bisa melakukan antisipasi dini," ujar anggota Komisi E DPRD Jatim Hadi Dediyansah, Sabtu (07/05/22).

Menurut cak Dedi sapaan akrab Hadi Dediyansah, ini perlu dilakukan agar masyarakat tidak resah dan bisa tenang dengan merebaknya info terkait penyakit hipatitis akut misterius ini.

Apalagi sebelumnya ada info yang cukup viral adanya 144 kasus sudah masuk Jatim. Yang akhirnya diklarifikasi oleh Dinkes Jatim bahwa mereka bukan terkena hipatitis akut misterius yang belum diketahui penyebabnya.

"Masyarakat harus terus dilakukan edukasi dan informasai yang benar. Agar tidak menimbulkan kepanikan terkait penyakit ini. Apalagi saat ini di media sosial informasi terkait penyakit ini sudah cukup viral dan simpang siur," ungkapnya.

"Masyarakat baru saja tergerak perekonomiannya setelah pandemi covid- 19. Jangan info yang tidak benar terkait penyakit ini kembali membuat masyarakat kembali resah," lanjutnya.

Dijelaskan cak Dedi, Dinkes dan kalangan akademisi juga harus terus melakukan kajian terkait virus ini. Kajian ini sangat diperlikam untuk lakukan deteksi dini terkait oenyebaran virus ini agar tidak menjadi pandemi serius di masyarakat.

"Rumah sakit di jatim juga harus siap dengan pesian dengan penyakit ini bila ditemukan. Ndak usah terburu buru menyiapkan ruangan khusus sepeeti covis kemarin. Tetap seperti saat ini yang penting tim medis rumah sakit siap," pintanya.

"Posko pemantauan kalau perlu dibentuk dimasing masing rumah sakit sebagai pemamantaun dan penanganan secepatnya bila ditemuak kasus. Sehingga penanganan dini bisa dilakukan," imbuhnya.

Politisi Partai Gerindra ini meminta masyarakat untuk tidak terlalu panik terkait hepatitis akut misterius ini. 

"Kewaspadaan perlu namun jangan menjadi kepanikan yang berlebihan. Yakin bahwa setiap penyakit ada obatnya. Saya yakin masyarakat kita pasti sudah memiki antisipasi terkait penyakit hepatitis atau yang lebih dikenal sakit kuning ini. Meski saat ini secara medis belum di temukan penyebab penyakit hepatitis akut misterius ini," pungkas anggota DPRD Jatim dari daerah pemilihan (Dapil) I Surabaya ini. 

Sebelumnya, Badan Kesehatan Dunia (WHO) secara resmi mempublikasikan tentang KLB Hepatitis akut misterius ini pada 15 April 2022. Publikasi dimuat setelah Inggris Raya melaporkan adanya peningkatan kasus signifikan pada pasien hepatitis di mana tak ditemukannya virus A-E dalam penelitian laboratorium.

Barulah kemudian pada akhir April, kasus Hepatitis yang tidak diketahui penyebabnya ini menyerang Indonesia. Tercatat, ada tiga pasien anak yang meninggal dunia saat menjalani perawatan di RSUPN Dr Cipto Mangunkusumo, Jakarta. 

Sebagai informasi, per 21 April 2022, tercatat ada 169 kasus Hepatitis akut misterius yang Tidak diketahui Etiologinya (Penyebabnya) Kasus-kasus tersebut berasal dari 12 negara yang mayoritas berada di Benua Eropa. 

Negara-negara tersebut adalah Inggris dengan 114 kasus, Spanyol dengan 13 kasus, Israel dengan 12 kasus, Amerika Serikat dengan 9 kasus, Denmark dengan 6 kasus, dan Irlandia dengan kurang dari 5 kasus. 

Sementara itu, Belanda dan Italia masing-masing melaporkan 4 kasus, di mana Perancis dan Norwegia masing-masing 2 kasus. Sedangkan, Romania dan Belgia baru mencatat 1 kasus. 

Ke-169 kasus tersebut terjadi pada anak usia 1 bulan sampai dengan 16 tahun. Tujuh belas anak atau sekitar 10% dari total pasien membutuhkan transplantasi hati.