Perseteruan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar (Cak Imin) dengan Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf justru akan merugikan elektoral partai dan personalnya.
- Ketua PBNU: Orang NU Tidak Haram Mencoblos PAN
- Lantik Sarbumusi NU, Gus Yahya Ingatkan Advokasi Buruh Berbasis Keagamaan
- Kembangkan UMKM Berbasis Ekonomi Umat, Kementerian Perdagangan Gandeng PBNU
Begitu pendapat pengamat politik Jamiluddin Ritonga seperti diberitakan Kantor Berita Politik RMOL, mengenai perang kata-kata antara Cak Imin dan Gus Yahya di sosial media, Kamis (12/5).
Menurutnya, ke depan Cak Imin dan PKB akan dijauhi warga Nahdliyin, yang mayoritas merupakan basis massanya.
"Kalau hal ini terjadi, elektabilitas Cak Imin dan PKB akan menurun. Hal ini tentu akan berbahaya bagi Cak Imin dalam upayanya menjadi capres dan peluang suara PKB akan menurun pada Pileg 2024,” ucap Jamiluddin.
Jamiluddin menambahkan para Gusdurian yang kecewa berat dengan Cak Imin akan membahayakan posisinya. Para barisan sakit hati tersebut akan menjadi kekuatan untuk menggembosi Cak Imin dan PKB.
"Bahkan tak menutup kemungkinan kekuatan itu dapat mendongkel Cak Imin dari orang nomor satu di PKB. Kalau ini terjadi, maka posisi Cak Imin sebagai Ketua Umum PKB tentu dalam bahaya,” katanya.
Dengan adanya seteru antara Cak Imin dan Gus Yahya akan membuat elektabilitas Cak Imin turun. Terlebih, kecilnya elektabilitas Cak Imin semakin membuat dirinya tidak dilirik partai lain dalam hasratnya menjadi calon presiden.
"Jadi, kecilnya elektabilitas Cak Imin karena ia tak mampu mengelola warga Nahdliyin. Ia juga tak mampu merangkul Gusdurian,” katanya.
"Celakanya lagi, justru ia berseteru dengan PBNU. Lengkaplah catatan minor Cak Imin bagi warga Nadliyin. Semua ini tentu menjadi penyebab sulitnya elektabilitas Cak Imin dikerek,” demikian Jamiluddin.
- PKB Dukung Gus Fawait Di Pilbup Jember
- Eks Wali Kota Probolinggo Habib Hadi Zainal Abidin Bakal Maju Lagi di Pilkada 2024
- Maju Calon Bupati Banyuwangi 2024, Kader Gerindra Daftar Lewat PDIP dan PKB