Berikan Orasi Kebangsaan di Unej, Wakapolri: Indonesia Butuh Lulusan Inovatif dan Adaptif

Wakapolri Komjen Gatot Eddy Pramono saat memberikan orasi kebangsaan di Universitas Jember/RMOLJatim
Wakapolri Komjen Gatot Eddy Pramono saat memberikan orasi kebangsaan di Universitas Jember/RMOLJatim

Wakil Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Wakapolri) Komjen Gatot Eddy Pramono memberikan orasi kebangsaan di hadapan 900 wisudawan periode IV tahun akademik 2021/2022 Universitas Jember di gedung auditorium, Sabtu (14/5).


Kehadiran Wakapolri di upacara wisuda periode IV sekaligus menandai kesediaannya menjadi dosen luar biasa di Fakultas Hukum (FH) Universitas Jember. 

Dalam orasinya yang bertema Peran Lulusan Perguruan Tinggi Dalam Membangun Bangsa, Komjen Gatot Eddy Pramono mengajak wisudawan untuk turut berperan dalam pembangunan.

Menurut Komjen Gatot Eddy Pramono, sesuai dengan hasil riset Price Waterhouse Coopers (PWC) tahun 2017 berjudul The Long View, How Will The Global Economic Order Change by 2050, Indonesia diperkirakan akan menjadi negara dengan Produk Domestik Bruto peringkat keempat di dunia. 

Perkiraan ini berdasarkan potensi demografi berupa sumber daya manusia usia aktif yang mencapai 70 persen dari jumlah penduduk di tahun 2050. 

Potensi tersebut didukung dengan sumber daya alam dan lokasi geografis Indonesia yang strategis. Namun tentu saja, untuk mencapai target tersebut butuh usaha keras dan kerjasama segenap elemen bangsa mengingat banyak tantangan menghadang. 

“Oleh karena itu kita membutuhkan lulusan perguruan tinggi yang siap kerja, inovatif, adaptif, menguasai daya teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dan memiliki daya saing. Generasi muda yang adaptif terhadap fenomena VUCA yakni perubahan yang cepat atau volatility, masa depan yang tak pasti atau uncertainty, makin banyaknya faktor yang perlu dipertimbangkan dalam mengambil keputusan atau complexity dan makin banyak hal yang ambigu atau ambiguity,” tutur Komjen Gatot Eddy Pramono.

Dia mengingatkan bahwa Indonesia saat ini menghadapi banyak tantangan, baik dari dari luar maupun dari dalam. Dari dalam, Indonesia masih menghadapi problem primordialisme dan politik identitas, masih minimnya literasi di berbagai bidang, kemunculan hoax, intoleransi, radikalisme dan terorisme. 

Kesemuanya berpotensi menganggu keamanan dan ketertiban sehingga bisa merusak kehidupan sosial politik, budaya dan ekonomi Indonesia. 

“Walaupun berdasarkan riset The Gallup tahun 2020 lalu, Indonesia menempati rangking nomor 7 dari 144 negara yang publiknya merasa aman dari gangguan keamanan dan percaya pada kepolisian, namun semua elemen masyarakat harus bergandengan tangan untuk menanggulangi potensi gangguan keamanan dan ketertiban, jadi bukan tugas Polri semata. Contohnya dengan menjadi generasi muda yang melek digital dan tidak mudah memproduksi dan meneruskan hoax,” ujarnya.

Usai menyampaikan orasi kebangsaan, Komjen Gatot Eddy Pramono yang menerima surat keputusan sebagai dosen luar biasa di FH Universitas Jember dari Rektor.

Sementara itu dalam pidato wisudanya, Rektor Universitas Jember menyampaikan rasa syukurnya bisa memulai kembali wisuda secara tatap muka setelah sebelumnya hampir dua tahun melaksanakan wisuda secara daring. Wisuda tatap muka secara terbatas digelar setelah melihat situasi dan kondisi penanganan Covid-19 secara nasional dan regional yang menunjukkan tren positif. 

“Namun tentu saja kita harus terus waspada dan tetap mematuhi protokol kesehatan, serta mendorong makin banyak warga yang mendapatkan vaksin booster agar herd immunity segera terwujud,” ujar Iwan Taruna.

Sementara itu menurut Wakil Rektor I bidang Akademik, Kemahasiswaan dan Alumni, Prof Slamin, upacara wisuda periode IV tahun akademik 2021/2022 digelar secara hibrid dengan aturan 450 peserta mengikuti upacara di gedung auditorium dan sisanya sebanyak 450 wisudawan akan tetap mengikuti upacara secara daring. 

Untuk pemilihan wisudawan yang mengikuti wisuda secara tatap muka diserahkan kepada kebijakan fakultas masing-masing. 

“Namun mohon maaf, untuk wisuda saat ini orang tua wisudawan, keluarga atau orang terdekat belum bisa mendampingi sebab hanya wisudawan, senat, undangan dan panitia saja yang ada di dalam auditorium,” tutur Prof Slamin. 

Sebagai informasi, selain memberikan orasi, Wakapolri berkeliling kampus Tegalboto untuk kemudian meninjau fasilitas Taman Edukasi Kebangsaan yang ada di lingkungan Fakultas Hukum. Kegiatan diteruskan dengan silaturahmi bersama sivitas akademika FH Universitas Jember. 

“Salah satu kegiatan dalam Program Merdeka Belajar-Kampus Merdeka adalah praktisi mengajar, dan menjadi kebanggaan bagi Universitas Jember menerima Wakapolri sebagai pengajar di kampus mengingat kepakaran beliau di bidang kepolisian dan hukum,” kata Dekan FH Universitas Jember, Bayu Dwi Anggono.

Dalam wisuda periode IV tahun akademik 2021/2022, lulusan Fakultas Kedokteran Ali Habibi, mencetak IPK 3,99 atau nyaris sempurna. Calon dokter asal Malang ini menjalani kuliah selama 3 tahun 5 bulan dan 1 hari.