Lesbumi NU Jember Latih Anak Muda Kemampuan Pranatacara Bahasa Madura, Jawa dan Osing

Lesbumi NU Jember pelatihan pranatacara Bahasa daerah/RMOLJatim
Lesbumi NU Jember pelatihan pranatacara Bahasa daerah/RMOLJatim

Lembaga Seni Budaya Muslimin Indonesia (Lesbumi) PCNU Jember menggelar Sakola Bhinneka untuk melatih anak muda mahir menjadi pranatacara menggunakan bahasa daerah yakni Bahasa Madura, Jawa, dan Using.


Sakola Bhinneka nantinya akan menjadi wadah dalam rangka konservasi dan pengembangan kebudayaan dan kebangsaan.

Peserta pelatihan hasil kerjasama dengan Pondok Pesantren Nurul Islam (Nuris) Antirogo Sumbersari Jember, tampak cukup antusias, diikuti pelajar dan mahasiswa, hingga beberapa guru yang tertarik untuk belajar pranatacara.

Diketahui, dalam adat Jawa pembawa acara disebut sebagai pranatacara adalah orang yang mengatur serta menyampaikan jalannya sebuah acara.

Dengan demikian, acara dapat berlangsung dengan tertib dan khidmat bagi seluruh khalayak yang hadir. 

"Kegiatan ini inspiratif dan luar biasa untuk melestarikan budaya dan potensi bangsa," ujar salah seorang Pengasuh Pondok Pesantren Nuris Jember, Gus Robbith, Minggu (5/6).

Menurutnya acara sakola bhinneka ini merupakan kebutuhan jaman di era menguatnya budaya lokal.

Kegiatan ini sangat penting di jaman globalisasi agar seluruh anak bangsa lebih percaya diri pada potensi yang dimiliki bangsa kita sendiri dalam menghadapi percaturan global.

Senada disampaikan para narasumber lainnya, Ki Dalang Heru Mengsle, Ketua Lesbumi PCNU Kencong.

Dia mengapresiasi kegiatan yang digelar Lesbumi PCNU Jember.

Pada waktu pelaksanaan teman-teman peserta begitu antusias, program ini betul-betul bisa mewarnai dan membawa manfaat

"Cukup mengagumkan dari program kerja Lesbumi PCNU Jember yang tepat programnya, bagus dan menyentuh persoalan di masyarakat," ujar dia dikutip Kantor Berita RMOLJatim.

Sedangkan pemateri lainnya, Dosen Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Jember, Edy Hariyadi, sangat mendukung kegiatan tersebut. Rata-rata peserta sudah bisa berbahasa Internasional, tapi juga tidak meninggalkan bahasa daerahnya.

"Mudah-mudahan selanjutnya peserta terus berlatih pranatacara," harap pemateri bahasa using ini. 

Sementara pemateri bahasa Madura yang juga pengasuh PP Asyifa Sumberjambe Ahsan mengapresiasi Sekolah Bhinneka ini. Sebab, melalui kegiatan tersebut, melatih anak-anak pranatacara bahasa Jawa, Using dan Madura, yang nantinya akan berguna ketika mereka kembali ke masyarakat.

Dia menilai pelatihan pranatacara sendiri, baik dalam bahasa Using, Jawa dan Madura di Jember ini, termasuk pendekatan baru dan salah satu starting point yang digagas oleh Lesbumi dan pondok pesantren Nuris Jember. 

"Ini keren acaranya," puji Ustaz Ahsan.

Sedangkan salah seorang peserta kelas Pranatacara Using, Ryan Eka mengaku sangat senang dan tertarik untuk terus belajar menggunakan bahasa daerah pada kontek-konteks tertentu.

Awalnya dia berfikir dengan mengusai bahasa daerah sudah cukup, ternyata kurang dan harus banyak berlatih

“Saya berasal dari Singojuruh Banyuwangi, setiap hari berbahasa Using di rumah, ternyata ketika masuk pelatihan pranatacara banyak hal-hal yang perlu diperhatikan," terang pria yang biasa disapa Ryan ini.