Sri Untari Gemakan Tembang Semangat 45 dan Gelar Pertunjukan Wayang Kulit di Singosari

Gelaran Sosialisasi Wawasan Kebangsaan yang diselenggarakan oleh Ketua Fraksi PDI Perjuangan DPRD Provinsi Jawa Timur, Dr. Sri Untari Bisowarno pada Sabtu (18/6/2022) terasa amat istimewa.


Pasalnya kegiatan ini dikemas dengan Pagelaran Wayang Kulit yang dipandu dalang legendaris Ki Ardhi Poerboantono di Pendopo Kawedanan Singosari, Kabupaten Malang. 

Kegiatan ini, dihadiri oleh Wakil Bupati Malang Didik Gatot Subroto, Ketua PAC PDI Perjuangan Kecamatan Singosari Redam Guruh Krismantara, beserta para pemerhati dan pelaku kebudayaan yang ada di Kabupaten Malang.

Untari memaparkan, bahwa Indonesia adalah negara yang kaya akan sejarah. Juga bangsa yang besar dengan memiliki sekian banyak sejarah gemilang yang telah ditorehkan oleh para leluhurnya di masa lampau.

"Berbanggalah dan berbahagialah kita, telah menjadi bagian dari sebuah bangsa yang besar," kata Sri Untari.

Untari meminta agar slogan Jasmerah 'Jangan Sekali-kali Melupakan Sejarah' tidak hanya sekedar pemanis dimulut, namun juga dapat diwujudkan dalam sebuah karya dan aksi nyata dalam kehidupan bernegara dan bermasyarakat, terkhusus di Kabupaten Malang.

Terlebih wilayah Singosari dahulu merupakan pusat dari sebuah Kerajaan besar yang telah menorehkan kejayaan dan sejarah untuk bisa diwariskan kepada para generasi penerusnya berupa warisan tradisi dan budaya luhur. Yang kemudian oleh Bung Karno digali dan dirangkai agar semua kebudayaan yang ada di Indonesia dapat menyatu dalam sebuah bingkai Kebhinekaan yang bernama Pancasila.

Sebagai seorang Legislator dari Dapil Malang Raya, dia memberikan perhatian luar biasa terhadap berbagai upaya pelestarian dan kearifan budaya lokal. Salah satunya melalui program Sosialisasi Wasbang ini, dia berharap dapat menjadi sebuah pemantik guna menumbuhkan kembali rasa memiliki dan kecintaan atas budaya asli daerah.

"Supaya tidak kehilangan akar budaya, maka Pendopo Kawedanan Singosari yang indah ini, saya mohon kepada Pemerintah Kabupaten Malang untuk tetap dipakai untuk semua orang-orang Singosari dan sekitarnya untuk melaksanakan hajat kebudayaannya," ucapnya.

Bung Karno, lanjutnya, pernah berpesan agar setiap insan Bangsa Indonesia tidak melupakan akar sejarahnya. "Kita tidak bisa menutup diri akan perubahan dan perkembangan zaman. Namun semuanya harus disaring dengan kebudayaan kita, dengan local genius," tegas Sri Untari.

Salah satu yang menjadi perhatiannya, adalah upaya menanamkan kecintaan terhadap budaya daerah kepada generasi muda. Terlebih ditengah gempuran budaya-budaya asing, diperlukan sebuah upaya ekstra yang wajib dilakukan oleh pemerintah serta elemen masyarakat untuk bisa memperkuat keberadaan kebudayaan-kebudayaan asli tanah air.

Bahkan dalam kesempatan ini, Untari juga meminta anak-anak yang hadi dalam kegiatan Sosialisasi Wasbang dan Pagelaran Wayang Kulit ini, untuk menyanyikan lantunan tembang Jawa. Tidak hanya itu, Untari juga menghaturkan tembang Semangat 45 untuk mengobarkan api nasionalisme dan kecintaan terhadap warisan para leluhur.

"Ini harus kita tanamkan betul, terutama kepada anak-anak kita Generasi Alpha ini. Kalau tidak sering diajak nonton Wayang Kulit seperti ini, tidak sering diajak selametan bersih desa, mereka nanti tidak tahu leluhurnya siapa," tegas Sekretaris DPD PDI Perjuangan Jawa Timur tersebut.

Maka dari itu, dia meminta kepada Pemerintah Kabupaten Malang untuk bisa menginventarisir seluruh warisan kebudayaan yang ada untuk kemudian bisa didaftarkan untuk mendapatkan Hak Kekayaan Intelektual. Untuk kemudian oleh Pemerintah Pusat dapat didaftarkan sebagai budaya asli Indonesia kepada UNESCO.