Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi memberikan pengarahan bahaya radikalisme sekaligus silaturahmi kepada 85 perwakilan pengurus Pondok Pesantren (Ponpes) di Graha Sawunggaling, Selasa (28/6).
- Hari Jadi Ke 48, PDAM Surya Sembada Komitmen Kembangkan Layanan Digitalisasi Tanpa Korbankan SDM
- Wali Kota Eri Cahyadi Sebut Proyek Penangan Banjir Surabaya Terus Berlanjut hingga 2026
- Lalui Tahap Administrasi dan Peninjauan Lapangan, 2 Taman di Surabaya Bakal Raih Sertifikasi RBRA
Dalam silaturahmi pengurus Pondok Pesantren se-Kota Surabaya ini juga hadir jajaran Forkopimda, Kepala PD, camat dan lurah.
Wali Kota Eri Cahyadi ketika sambutan mengatakan, mengatasi paham radikalisme di Surabaya harus dengan sinergitas dan dilakukan penguatan serta pengawasan di tingkat kecamatan.
Oleh karena itu, ia mengingatkan kepada camat, lurah dan warga untuk saling aware dengan lingkungan di sekitarnya.
"Warga jangan sungkan melapor ke Kecamatan, Polsek, Danramil atau Kelurahan, apabila menemukan adanya ajaran diluar ajaran Islam. Begitu dengan camat dan lurah, kalau ada ponpes baru tolong tanyakan ke tokoh agama di wilayahnya, sesuai atau tidak ajarannya," kata Wali Kota Eri Cahyadi dikutip Kantor Berita RMOLJatim.
Dalam kesempatan ini, juga hadir Ketua MUI Kota Surabaya Abdul Muchid Murtadho serta para tokoh ulama duduk bersama dengan Wali Kota Eri Cahyadi, membahas pencegahan radikalisme di Kota Pahlawan.
Wali Kota Eri Cahyadi itu menyampaikan kepada seluruh pengurus ponpes, untuk tidak lupa saling berkolaborasi dengan Pemerintah Kota (Pemkot) dan Forkopimda Surabaya.
Menurut Wali Kota Eri, mencegah paham radikalisme juga butuh kontribusi tokoh agama lain, agar Kota Surabaya ke depannya semakin kondusif dan terhindar dari ajaran yang melanggar aturan umat beragama.
"Hari ini kami mengundang dari ponpes, setelah itu kita undang juga tokoh agama dan lembaga keagamaan lainnya," ujarnya.
Selain kolaborasi, ia juga menyampaikan, agar paham radikalisme tidak sampai merasuk ke lingkup ponpes, Pemkot Surabaya juga mengajak untuk mengembangkan ekonomi kerakyatan.
"Biar nggak kagetan, tiba-tiba di Surabaya ada ajaran atau organisasi yang tidak terdaftar oleh negara seperti kemarin. Maka dari itu, kita gandeng pondok pesantren dengan kegiatan positif, seperti halnya ekonomi kerakyatan," sebutnya.
Bukan itu saja, Wali Kota Eri juga akan meningkatkan kesejahteraan ponpes dengan memberikan beasiswa dan Bantuan Operasional Pendidikan Daerah (BOPDA).
"Termasuk madrasah aliyah, kan sudah masuk daftaranya. Maka dari itu, untuk ponpes harus didata lagi. Khusus arek Suroboyo yang ada di ponpes kita berikan BOPDA," imbuhnya.
Senada dengan Wali Kota Eri Cahyadi, Ketua MUI Surabaya Abdul Muchid Murtadho mendukung langkah Pemkot Surabaya dan Forkopimda dalam mengatasi pencegahan ajaran radikalisme di Kota Pahlawan.
"Agar umat Islam terutama anak - anak muda Surabaya tidak terjerumus dengan ajaran radikal, kita harus mencegah itu dari awal. Jangan sampai juga generasi kita selanjutnya terjerumus ke hal maksiat dan sebagainya," pungkas Muchid.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Hari Jadi Ke 48, PDAM Surya Sembada Komitmen Kembangkan Layanan Digitalisasi Tanpa Korbankan SDM
- TEDx-Unicef dan Pemkot Surabaya Gelar Konferensi Anak Bahas Solusi Inovatif Tantangan Masa Depan
- Tunnel TIJ-KBS Masa Pemeliharaan, Pemkot Surabaya Siapkan Video Mapping Satwa di Dalamnya