Pengalaman Spiritual Haji Wakil Ketua KPK, Nurul Ghufron: Manusia Sama di Hadapan Allah 

Wakil ketua KPK Nurul Ghufron/Dok. Pribadi
Wakil ketua KPK Nurul Ghufron/Dok. Pribadi

Sejumlah pejabat dan petinggi negara tidak menyia-nyiakan kesempatan menunaikan rukun Islam kelima, yakni haji. Terlebih setelah pemerintah Arab Saudi membuka kembali Pelaksanaan ibadah haji tahun 1443 H/2022 setelah 2 tahun ditutup akibat Covid-19. Tak terkecual Wakil ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Nurul Ghufron. 


"Pada tahun 1443 H ini, saya menjadi bagian dari jamaah menunaikan ibadah haji, kondisi sehat, meski sedikit batuk, sama dengan jamaah haji lainnya," kata Wakil ketua KPK RI, Dr. Nurul Ghufron, dikutip Kantor Berita RMOLJatim, Rabu (13/7).

"Sejak kemarin, saya sudah tawaf Ifadah menggenapkan rangkaian ibadah haji. Insyallah saya hari ini (Rabu, 13/7) akan bergeser ke Madinah untuk ziarah ke makam Rasulullah SAW," sambung mantan Dekan Fakultas Hukum Universitas Jember ini.

Diketahui, pergeseran jamaah haji dari Mekkah Al Mukaromah ke Madinah, juga untuk melakukan ibadah Arbain, yakni ibadah sholat fardhu berjamaah 40 waktu, kurang lebih 8 hari di Masjid Nabawi secara berturut-turut dan tidak ketinggalan takbiratul ihram bersama imam.

Dia juga menjelaskan beberapa pengalaman spiritual selama melaksanakan haji dan umrah, sajak dari bandara hingga Makkah Al Mukaromah, mulai miqot, tawaf, sa'i, wukuf di Arafah, mabid di musdalifah dan Mina hingga lontar Jumrah di Jamarat, ibadah, yang dominan menggunakan ketahanan fisik dan mental. 

"Ibadah haji ini adalah ibadah yang hampir seluruh ritual ibadahnya bersifat fisik atau jasmani. Tetapi di balik ibadah yang sifatnya fisik ini, banyak hal sipiritual dan nilai makna-makna, yang terkandung dalam ibadah haji," ucap pria asal pulau Madura, yang biasa dikenal dengan pakar hukum pidana Fakultas Hukum Unej. 

Dijelaskan Ghufron, banyak hal yang dia dirasakan di balik makna ibadah yang bersifat fisik diantaranya bahwa berhaji itu dari berbagai corak bangsa, tingkat pendidikannya dan berbagai latarbelakang disatukan dalam kain ihram yang sama dan tempat wukuf yang sama di Arafah. 

"Nilai yang terkandung adalah setiap manusia dihadapan adalah sama. Semua ciptaan Allah SWT, dicipta dan dilahirkan dan dikembalikan ke tempat asal yang sama, yaitu tanah," katanya.

Karena itu, dia meminta semua pihak sama-sama menyadari, mungkin selama hiruk pikuk terjadi bersinggungan, padahal faktanya manusia sesama mahluk Allah SWT dan beribadah hanya kepada Allah SWT. Pada akhirnya jazad yang diperjuangkan, tubuh dan wajah yang dirawat, akhirnya kembali ke tanah. 

"Yang bernilai hanyalah batinnya, yang bernilai hanyalah rohaninya, perasaannya kepada Allah SWT," terang dia.

Dia juga mengajak untuk kembali kepada nilai-nilai ibadah haji, semua realita sosial, harus dipahami hanya asesoris dalam kehidupan. Yang pada akhirnya manusia kembali kepada Allah SWT.

"Orang lain bukan musuh kita, orang lain bukan lawan kita, orang lain adalah ladang ibadah bagi kita, untuk mewujudkan kholifatul fil Ardi (sebagai Kholifah Allah di bumi) mewujudkan Rahman rahim Allah, Hakim dan Adilnya Allah dan kemanfaatan-kemanfaatan lain, yang diharapkan terlahir dari manifestasi atau aktualisasi kehidupan kita," tegas dia. 

"Itulah sesungguhnya kehidupan kita," imbuhnya.

Ghufron berharap mudah-mudahan semangat ibadah haji tahun ini bisa memberipemahaman soal kehidupan menjadi lebih baik lagi menuju Ridlo Allah SWT. Dengan tidak membeda-bedakan siapa diri kita, berapa harta kita, apa jabatan kita.

"Yang terpenting orang lain adalah ladang ibadah kita, sasaran manfaat Kita, tidak lain semata-mata untuk mendapatkan ridla Allah SWT. Selamat bagi seluruh jamaah, semoga haji mabrur, kembali ke Indonesia selamat, sehat," harapnya.

Ghufron juga mendoakan, seluruh masyarakat Indonesia dan Jember pada khususnya, pada saatnya nanti semoga dimampukan dan dipanggil bisa melaksanakan ibadah haji, berumrah, bertawaf, bersa'i, bertahallul di Baitullah ( di rumah Allah).