Siswa SMA Dikeroyok Karena Pertandingan Basket, Begini Kronologinya

AH Thony/RMOLJatim
AH Thony/RMOLJatim

Kejadian pengeroyokan yang menimpa salah satu murid SMA Negeri di Surabaya masih dalam proses di Polrestabes Surabaya. 


Dalam hal ini, Wakil Ketua DPRD Surabaya, AH Thony yang dilapori oleh orang tua korban menjelaskan kronologi yang sebenarnya terjadi.

"Jadi waktu itu kan ada pertandingan basket antara dua SMA Negeri, katakan saja SMA A dan SMA B. Nah setelah itu terjadi kekisruhan antar tim yang beda sekolah ini. Kemudian ada korban yang juga dari SMA A ini melerai dan menyuruh tim dari SMA B untuk pulang," kata AH Thony dikutip Kantor Berita RMOLJatim, Rabu (3/8).

Thony menjelaskan, korban kemudian dihubungi oleh siswa lain pada malam hari. 

Ia diminta datang ke suatu lokasi dan menjelaskan kejadian yang sebenarnya.

"Nah karena dia merasa gak salah, akhirnya dia sepakat untuk datang ke lokasi. Ternyata pas sampai lokasi, dia malah dipukuli. Dikiranya itu, korban adalah murid dari SMA B," ujarnya.

Ia juga mengatakan, ada sekitar 20 pengeroyok yang terlibat dalam kejadian ini. Bahkan, dalam semalam itu lokasi pengeroyokan itu berpindah-pindah lokasi mulai pukul 24.00 Wib hingga keesokan hari sekitar pukul 07.00 Wib Beberapa pelaku, diketahui merupakan alumni dari SMA tersebut. 

"Ini sudah tindakan bar-bar berbahaya, dan merugikan pihak lain. Setelah insiden itu, korban sempat kemudian melapor ke polsek, dan diarahkan untuk ke Polrestabes Surabaya," kata Thony.

Menurutnya, hingga kini masih belum dilakukan penyelidikan dan masih berupa laporan. Ia juga menyatakan bahwa para pelaku dapat dijerat dengan pasal pidana. 

"Kami berharap dari pihak kepolisian dapat menindak dengan cepat. Karena kalau tidak, kejadian serupa berpotensi terulang lagi di kedepannya. Ini harus ada tindakan tegas soal penegakan hukum," paparnya.

Dirinya menambahkan, tindak pidana yang dilakukan tidak hanya pengroyokan, melainkan juga penyekapan yang dilakukan di sejumlah lokasi. 

Para pelaku, lanjutnya, harus dibongkar semua agar pihak kepolisian tidak terkesan menutupi kejadian ini.

"Jadi ini adalah kesalahpahaman yang dipicu oleh emosional tak terkendali. Akhirnya ya berujung pada tindak kekerasan. Ini sangat tidak mencerminkan solidaritas di masyarakat Surabaya, sehingga kepolisian harus cepat menyelesaikan masalah ini," pungkas Thony.