Paska kunjungan Ketua DPR Amerika Serikat Nancy Pelosi ke Taiwan telah memicu kemarahan China. Di sisi lain Kemenlu memastikan bahwa sekitar 300 ribu WNI yan ada di Taiwan berada dalam kondisi aman.
- Krisis Ekonomi di China Mirip dengan Krisis AS 2008
- China Gunakan TikTok untuk Kacaukan Pemilu Taiwan
- TikTok Sayangkan Indonesia Larang S-commerce
Merespons ketegangan China dan Taiwan itu, anggota Komisi I DPR RI Christina Aryani meminta pemerintah fokus memberikan perlindungan maksimal bagi sekitar 300 WNI di Taiwan.
"Setidaknya 300 ribu WNI yang ada di Taiwan terdiri dari pekerja migran dan lainnya yang belum terdata seperti ABK dan pekerja sektor-sektor yang lain," kata Christina, elasa (9/8).
Ia mengingatkan agar Kemenlu segera mematangkan rencana kontingensi untuk merespons dinamika di Taiwan. Dalam pandangan Politisi Golkar ini, hal itu penting. Sebab, sebagai sebuah negara, perwakilan Indonesia di Taiwan adalah lembaga nondiplomatik dengan jumlah personel terbatas.
Atas dasar itulah, pemerintah Indonesia harus sedini mungkin mempersiapkan skenario perlindungan WNI. Dengan demikian, langkah evakuasi nantinya bisa berjalan baik.
"Tentu perlindungan WNI jadi fokus perhatian kita, apalagi jumlah fantastis tiga ratus ribu itu bukan jumlah yang sedikit. Maka mematangkan rencana-rencana kontingensi sudah pasti harus dilakukan," ujarnya.
Christina menjelaskan terdapat sekitar 237 ribu pekerja migran Indonesia yang lokasinya tersebar di berbagai munisipalitas di Taiwan. Selain itu menurut dia, di Taiwan juga banyak anak buah kapal "letter of guarantee" yang berangkat dengan tidak menggunakan skema pengiriman PMI.
"Mereka ini tidak terdata sehingga kita tidak mengetahui keberadaannya saat ini," pungkasnya dimuat Kantor Berita Politik RMOL.
- Komitmen Wali Kota Eri terhadap Penanganan Stunting Berbuah Penghargaan dari Presiden RI di Hari Otoda 2024
- Kwarnas-Kwarda Pramuka Se-Indonesia Desak Menteri Nadiem Revisi Permendikbud No 12
- Rini Indriyani, Sosok Kartini Hebat di Balik Kesuksesan Wali Kota Eri Cahyadi