Tokoh aktivis mahasiswa era 80-an Jumhur Hidayat turut angkat bicara atas kasus pembunuhan Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J yang didalangi oleh Irjen Ferdy Sambo.
- Polri: Terima Kasih, Proses Pemungutan Suara Berjalan Kondusif
- Lakukan Penyitaan Aset, Polri Persempit Ruang Gerak Buronan Narkoba Fredy Pratama di Thailand
- Polri Turut Kawal Pendistribusian Logistik Pemilu 2024 Hingga Tuntas
Jumhur meyakini bahwa pengungkapan peristiwa pembunuhan itu sudah semakin mengerucut sehingga segera bisa menyingkap tabir gelap tentang kejadian yang sesungguhnya.
Tentunya, kata Jumhur, ini tidak lepas dari peran masyarakat yang begitu kritis sehingga membangunkan banyak pihak termasuk yang berada di internal kepolisian dan lembaga-lembaga resmi terkait.
“Yang paling berperan dalam pengungkapan ini tentunya ya Kapolri. Karena dengan Kapolri mengambil alih kasus ini, maka semua komponen di internal kepolisian juga tidak lagi merasa ewuh pakewuh dan akhirnya bekerja sebagaimana mestinya yaitu profesional dan transparan,” kata Jumhur di Jakarta, Selasa (16/8).
Karena itu, Jumhur meminta sebaiknya beri kesempatan pada Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo untuk menuntaskan kasus tersebut dengan komprehensif sekaligus bersih-bersih dalam tubuh kepolisian.
Dia menilai, slogan Presisi atau prediktif, responsibilitas, transparansi, dan berkeadilan yang digelorakan Polri sedang diuji dalam kasus Brigadir J.
“Melihat langkah-langkah yang dilakukan Kapolri sih saya optimis karena pendekatan Presisi ini sedang dilakukan oleh seluruh jajaran Polri dalam mengungkap kasus pembunuhan ini,” ujar Jumhur dilansir Kantor Berita Politik RMOL.
Selain itu, Jumhur juga secara umum mengapresiasi sikap Kapolri sekarang ini utamanya terkait dengan penanganan gerakan buruh yaitu tidak mengedepankan represivitas.
Dari berbagai demonstrasi yang dilakukan gerakan buruh di berbagai wilayah, Jumhur menerima laporan bahwa pendekatan kepolisian kepada gerakan buruh sudah semakin baik. Mereka mengajak diskusi bagaimana memelihara ketertiban bersama saat buruh ingin menyampaikan aspirasinya di jalanan.
“Baguslah polisi sekarang, tidak lagi galak pada gerakan buruh dan tidak ikut campur dalam urusan subtansi tuntutan. Bagi para polisi itu yang penting aman dalam berunjuk rasa dan itu juga sebenarnya persis sama dengan apa yang diinginkan kaum buruh,” pungkasnya.
- Komitmen Wali Kota Eri terhadap Penanganan Stunting Berbuah Penghargaan dari Presiden RI di Hari Otoda 2024
- Kwarnas-Kwarda Pramuka Se-Indonesia Desak Menteri Nadiem Revisi Permendikbud No 12
- Rini Indriyani, Sosok Kartini Hebat di Balik Kesuksesan Wali Kota Eri Cahyadi