Polisi Tembak Polisi Kembali Terjadi, Pengamat Intelijen Usulkan Tes Psikologi Berkala Anggota Polri

Pengamat keamanan, Susaningtyas Nefo Handayani Kertopati/RMOL
Pengamat keamanan, Susaningtyas Nefo Handayani Kertopati/RMOL

Belum selesai penanganan penembakan terhadap Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat, kembali terjadi aksi saling tembak seorang polisi oleh polisi di Lampung Tengah.


Aipda Rudy Suryanto menembak mati rekannya yang berdinas di Polsek Way Pengubuan, Aipda Ahmad Karnain. Penembakan diduga disebabkan oleh faktor dendam dan sakit hati terhadap korban.

Merespons insiden penembakan polisi oleh polisi itu, pengamat intelijen, keamanan dan militer Susaningtyas Nefo Handayani Kertopati berpendapat, insiden mematikan itu harus menjadi pemicu untuk pembenahan manajemen sumber daya manusia (SDM) di institusi Polri.

Menurut Nuning, sudah saatnya pimpinan Polri melakukan evaluasi dan melaksanakan tes psikologi berkala. Selain itu, perbaikan pola pendidikan SDM dari tingkat Tamtama sampai Perwira Tinggi.

“Mengapa hal ini harus dilakukan? Karena dengan berjalannya waktu seseorang pasti alami dinamika kehidupan yang dapat mempengaruhi psikologinya,” jelas Nuning dilansir dari Kantor Berita Politik RMOL, Senin (6/9).

Dalam pandangan Nuning, tes psikologi berkala penting dilakukan, karena anggota Polri dalam kedinasannya bersenjata. Ia tidak ingin, tujuan mulia keberadaan polisi untuk pengamanan masyarakat justru diselewengkan untuk perbuatan yang justru melawan hukum.

Selain itu, Nuning juga menyinggung adanya sipil yang memiliki izin penggunaan senjata. Bagi Nuning, Baintelkam sebagai pihak pemberi izin harus melakukan evaluasi.

“Baintelkam yang memiliki kewenangan memberi ijin penggunaan senjata api juga dievaluasi,” pungkas Nuning.