Cak Dedy: Warga Asli Surabaya Harus Dipermudah Cari Kerja

foto/RMOLJatim
foto/RMOLJatim

Warga Surabaya curhat kepada anggota DPRD Jatim Hadi Dediansyah. Mereka mengeluh karena lapangan pekerjaan masih minim, sehingga banyak generasi muda di kota pahlawan itu yang menganggur.


"Cak Dedi (Hadi Dediansyah), kalau besok-besok memang pimpin Surabaya jangan sampai anak-anak kita banyak yang nganggur. Apalagi kalau masih ada ijazah yang ditahan oleh pemerintah, kasihan mereka tidak bisa mencari lowongan kerja," kata hari warga kebaron dalam acara Wawasan Kebangsaan dengan tema "rasa cinta kepada tanah air dan bangsa adalah wujud dari persatuan Indonesia," pada Minggu (11/9)

Mendengar keluhan warga, Cak Dedy (panggilan akrab Hadi Dediansyah) mengaku berjanji akan membuka lapangan kerja seluasnya. Terutama memberi kesempatan bagi warga asli Surabaya agar mendapatkan pekerjaan yang layak.

“Sekarang ini di Surabaya orang luar yang tampak lebih punya kesempatan. Kalau saya dipercaya menjadi pemimpin di Surabaya saya akan beri kesempatan 50℅ untuk warga asli menjadi PNS, ” kata anggota Komisi E ini.

Cak Dedy menceritakan, saat ini senyampang menjadi anggota DPRD Jatim dirinya terus berupaya membantu masyarakat untuk menyelesaikan persoalan kesempatan kerja dan pendidikan.

“Sebagai anggota dewan saya berusaha membantu sebisa mungkin membantu warga yang datang menyampaikan persoalannya, Ahamdulillah sesuai kapasitas, kami bisa membantu, ” ungkapnya disambut tepuk tangan peserta yang hadir.

"Minimal seorang kepala daerah khususnya di Surabaya kata Cak Dedy harus bisa mencarikan solusi agar generasi surabaya tidak mengalami situasi yang tidak ada kegiatan sama sakali alias nganggur,” terang Cak Dedi Politisi Gerindra besutan Prabowo Subianto Capres 2024.

Kata Cak Dedi pemimpin surabaya harus menciptakan peluang kerja, sehingga tingkat pengangguran banyak.

“Apalagi kalau masih ada ijasah yang di tahan oleh pemerintah, kasihan mereka tidak bisa mencari lowongan kerja, ” lanjutnya.

Untuk persoalan ijazah yang ditahan sekolah mantan Wakil Ketua Komisi A DPRD Jatim ini mengaku Komisinya akan memanggil Dinas Pendidikan Jatim untuk mendapat kejelasan

“Insya Allah Komisi E akan segera memanggil Dinas Pendidikan untuk menjelaskan kenapa kok masih ada Ijazah yang ditahan. Padahal katanya sudah selesai, ” tegasnya.

Anggota Komisi E DPRD Jatim bidang Kesehjateraan rakyat ( kesra) menambahkan Walikota harus bisa mencari peluang agar generasi muda Surabaya bisa mendapatkan pekerjaan yang layak. Kepala daerah harus bisa memberikan suatu solusi terutama terkait ketenaga kerjaan.

”Saya sarankan Walikota Surabaya agar berkoordinasi dengan perusahaan yang ada di Surabaya , karena banyak perusahaan berdiri di Kota Pahlawan. Jadi kepala daerah gak boleh kaku berbuat kebaikan demi warganya ,” jelas Cak Dedy.

Sementara itu Doktor Umi Enggar sai Dekan Fakultas Hukum Universitas Wijaya Kusuma Surabaya yang menjadi pembicara mengingatkan untuk selalu menjaga kearifan lokal yaitu gotong royong, toleransi dan saling sapa.

Kondisi ini sempat hilang dan masih terasa akibat Covid yang melanda sekitar 2 tahun. Akibatnya banyak kebiasaan yang baik yang meerupakan perwujudan persatuan bangsa menjadi luntur.

“Hampir dua tahun Covid. Kalau dulu kita saling mengunjungi jika ada yang sakit, pas Covid malah menjauh karena takut ketularan. Dulu yang suka saling menyapa sekarang karena pake masker jadi tidak tahu dengan tetangga karena tertutup wajahnya. Ini sudah waktunya dimulai lagi. Saling sapa , gotong royong, toleransi harus makin ditingkatkan, ” ungkap Umi.

Terkait prilaku pemimpin, Umi setuju dengan apa yang menjadi pernyataan Cak Dedy.

”Ya pemimpin itu harus gitu, mudah berkomunikasi dengan warganya, mau duduk ngobrol sambil ngopi, atau makan bareng. Sehingga terjadi keakrab-pan. Kalau mendengar apa kata Cak Dedy tadi, saya rasa kita perlu mendukung Cak Dedy jadi Walikota Surabaya,” pungkasnya.