Hijrah

Tampilan pangsit buatan Catur/Ist
Tampilan pangsit buatan Catur/Ist

LAMA tak bertemu, baru semalam berjumpa lagi. Catur Prasetya. Dulu dia jurnalis. Sekarang hijrah. Ganti profesi. Menjadi pengusaha pangsit. 

Lokasinya di Stadion Kodam V Brawijaya atau tepatnya UMKM Jasdam. 

Menggeluti profesi baru bagi Catur merupakan tantangan baru. Catur cerita awalnya tidak ada kepikiran berbisnis pangsit. Sebelum itu, dia mencoba peruntungan di bisnis ikan hias saat Covid-19 melanda. 

Namun gagal. 

Semua ikan hiasnya mati. 

Barulah dia mulai merambah ke kuliner. Biar tidak ribet dan gampang membuatnya, Catur berbisnis pangsit. Segala cara dicoba. Dia membuat mie sendiri. Takarannya ditentukan. Sempat tidak pas. Akhirnya dicoba lagi dan lagi. Akhirnya menemukan takaran pas seperti sekarang ini. 

Sebenarnya Catur bisa saja membeli mie jadi seperti penjual pada umumnya. Tapi tidak dilakukannya. 

"Tidak ada tantangannya, bro. Justru beli mie jadi belum tentu rasanya seperti membuat sendiri. Apalagi ini tergantung selera dan rasa," katanya.

Termasuk membuat bakso. Itu dilakukannya sendiri. Takarannya yang pas seperti apa, semua dicoba-coba.

"Bikin yang mudah-mudah saja, bro. Dulu kan pernah kerja di hotel sebelum jadi jurnalis," ucapnya.

Latar belakang Catur agak unik. Dia memang lulusan perhotelan. Tentu keahlian memasaknya didapat dari sana. Kemudian pernah menjadi pesepakbola profesional. Sempat direkrut Persela Lamongan. Cuma sepertinya lebih banyak dicadangkan ketimbang dimainkan.

Dia juga gemar bermain tenis dan badminton. Ya, miski dulu kami satu atap di media yang sama, tetapi bidang Catur lebih ke olahraga. Bahkan dia sering memenangkan kejuaraan seperti sepakbola, tenis, dan badminton.  

Dan sekarang, dia bikin mie, bakso, hingga dim sum. Semua diolah sendiri.   

Lagi-lagi idealis jurnalisnya dibawa-bawa. 

Sejauh ini banyak teman-teman jurnalis yang mulai membuka lahan bisnis baru. Tidak melulu di media saja. Ada yang masih bertahan di media sembari membuka usaha lain. Ada pula yang langsung berhenti total dari media. 

Kendati tidak di media lagi, rata-rata jiwa jurnalisnya tetap dibawa kemana-mana. Termasuk dalam urusan membuat mie dan bakso seperti Catur. 

Catur termasuk satu dari sekian banyak jurnalis yang hijrah ke tempat baru. 

Sebelum Catur, ada Soim Ardiansyah, mantan jurnalis televisi yang hijrah menjadi pengusaha soto. 

Lalu ada I Komang Aries Dharmawan, redaktur dan wartawan Kantor Berita RMOLJatim yang rencananya hijrah menjadi advokat. Itu setelah dia disumpah. Soal Komang akan saya tulis nanti.

Kembali ke Catur. Mie buatan Catur rasanya lain daripada yang lain. Mungkin karena mie tadi dibuat sendiri. Menyesuaikan seleranya. Sesuai idealisnya. Sehingga menghasilkan rasa yang pas di lidah. 

Merasakan mie buatan Catur, saya jadi teringat dulu sewaktu tahun 1994. Saat itu saya sering menonton bioskop di daerah Tanjungsari. Namanya Bioskop Tanjung. Sekarang sudah tutup. 

Di situ ada penjual pangsit atau mie ayam. Jujur sampai sekarang saya belum bisa membedakan antara pangsit dan mie ayam. Keduanya sama-sama mie. Yang membedakan cuma bumbu dan cara penyajiannya saja. Kalau mie ayam ayamnya disajikan basah dan dicampur bumbu yang sudah diolah. Kalau pangsit ayamnya disajikan kering dengan bumbu terpisah. Nah, mie Bioskop Tanjung perpaduan keduanya.  

Kalau mengenang mie Bioskop Tanjung, rasanya benar-benar enak dan tidak tertandingi. Kalau dikasih rating nilainya 10. Dulu orang beli selalu antri. Karena tempatnya sempit, pembeli harus bergantian. Bila yang satu selesai makan, keluar, terus yang di luar ganti masuk ke dalam. 

Setiap kali andok mie Bioskop Tanjung, saya selalu menghabiskan dua porsi. Itu karena rasanya memang menggugah selera. Harganya saat itu Rp 350. Setiap tahun harganya naik jadi Rp 500. Terus naik lagi jadi Rp 750. 

Setelah Bioskop Tanjung tak lagi beroperasi, penjual mie juga ikutan tidak beroperasi. Terakhir saya berpapasan dengan penjual mie Bisokop Tanjung saat dia keliling menjual pentol. 

Nah, setelah bertahun-tahun berlalu, saya masih belum menemukan rasa mie ayam atau pangsit seenak Bioskop Tanjung. Hingga kemarin bertemu Catur dan mie buatannya sendiri. Rasanya hampir sama dengan mie Bioskop Tanjung. Ratingnya antara 8-9.

Catur rencananya akan membuka cabang di beberapa tempat. Dia tidak menutup kemungkinan juga membuka peluang franchise bagi yang berminat. Targetnya, Catur membuka lima cabang di Surabaya. Sementara untuk target ke depan, dia akan merambah cabang di luar kota. 

Good luck, bro!

Wartawan Kantor Berita RMOLJatim 

ikuti terus update berita rmoljatim di google news