Jurnalis Prancis: AS Ambil Keuntungan dari Perang Rusia-Ukraina

foto/net
foto/net

Di balik perang Rusia dan Ukraina yang tak kunjung selesai selama sembilan bulan terakhir, Amerika Serikat (AS) dinilai menjadi aktor yang paling banyak meraup keuntungan dari kondisi tersebut.


Kepala Departemen Ekonomi majalah Prancis L'Express, Beatrice Mathieu pada Jumat (25/11), menyatakan AS memperoleh keuntungan dari ekspor gas alam cair, industri senjata, dan pemanfaatan daya saing industri.

Menurut Mathieu, industri Amerika telah menandatangani beberapa kontrak untuk mengekspor gas alam cair "Made in USA" ke Eropa untuk menggantikan gas Rusia yang terbatas sejak perang dimulai dan kebocoran pipa Nord Stream baru-baru ini.

Harga yang dijual AS ke Eropa disebut jauh lebih tinggi daripada yang biasa mereka berikan pada pelanggan di Amerika.

Selain menjadi donatur senjata Ukraina, lanjut Mathieu, AS juga tengah memproduksi banyak produk pertahanan untuk dirinya sendiri dan memenuhi pesanan dari negara-negara Eropa yang kini mulai meningkatkan anggaran keamanan untuk antisipasi serangan Rusia.

"Pesanan F-35 Jerman dari pabrikan Amerika Lockheed Martin menarik perhatian besar pada keterasingan Prancis-Jerman," ujarnya seperti dimuat CGTN News pada Sabtu (26/11).

Mathieu juga menunjukkan bagaimana AS memanfaatkan ketergantungan Eropa pada jagung Ukraina dengan mulai menggantikan posisi Kyiv dan mengekspor produk jagungnya ke negara-negara itu.

Belum lagi, kata Mathieu, krisis energi juga mendorong perusahaan-perusahaan Eropa untuk memindahkan operasionalnya ke AS yang memiliki pasokan energi terjamin dan lebih murah.

Tanpa membiarkan prajuritnya menginjakkan kaki ke tanah Kyiv, AS dinilai Mathieu telah menjadi pemenang besar di panggung global dengan keuntungan geostrategis, ekonomi, militer, dan politik yang tak terbantahkan.