Ubaya Gelar Studium General Seri Enam Menakar Indonesia ke Depan

Menparekraf, Sandiaga Salahuddin Uno/RMOLJatim
Menparekraf, Sandiaga Salahuddin Uno/RMOLJatim

Universitas Surabaya (Ubaya) menggelar studium general 2022-2023 seri enam, pada Senin (18/12), dengan mengundang Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno.

Acara diselenggarakan di Ruang Pertemuan lantai 5, Gedung Perpustakaan, Kampus Ubaya Tenggilis Jl. Raya Kalirungkut.

Studium general kali ini membahas tema “Menakar Indonesia ke Depan: Dinamika Kebangsaan yang Bhinneka, Teknologi, dan Geopolitik Dunia”. Ada pula launching buku “1500 Inspirasi: Jelajah Perjalanan Sandiaga Uno”.

Studium general adalah kuliah tamu yang diadakan Ubaya dengan menghadirkan sejumlah tokoh nasional. Para tokoh tersebut akan memaparkan wawasan dan ide cemerlang dalam mewujudkan Indonesia Emas 2045.

Pemilihan tema pada seri lima kali ini, diungkap Rektor Ubaya, Benny Lianto berkaitan dengan Indonesia sebagai pemegang Presidency of the G20 tahun 2022.

"Permasalahan global yang terjadi pada hampir seluruh negara di dunia membutuhkan peran pemimpin nasional yang mampu mengelola dinamika geopolitik internasional dan domestik,” ujar Rektor Ubaya Benny Lianto, dikutip Kantor Berita RMOLJatim.

Mengundang Sandiaga Uno sebagai pembicara, dikatakan Ketua Panitia Studium Generale2022-2023 Seri 6, Thomas Sixtus Iswahyudi Hari Widodo, sesuai dengan tema besar studium generale. Peran Kemenparekraf RI yang mengusung konsep inovasi, adaptasi, dan kolaborasi dalam pengembangan industri pariwisata dan ekonomi kreatif menjadi hal penting untuk menguatkan karakter inovatif dan kewirausahaan bagi civitas akademika, khususnya generasi muda.

“Pemikiran Sandiaga Uno tentang dua sektor ini patut kita dengarkan sebagai wawasan terbaru dalam kaitannya dengan pemulihan ekonomi. Melalui studium generale ini, Ubaya ingin mengajak masyarakat untuk dapat meningkatkan kemampuan diri melalui pembuatan karya inovasi kreatif,” jelas Yudi.

Sandiaga merefleksikan posisi Indonesia di tahun 2045. Ia mengatakan, ekonomi Indonesia telah bergeser menjadi knowledge based economy. Salah satu ekonomi yang sedang leading adalah industri kreatif dimana Indonesia menempati nomor tiga di dunia.

“Ekonomi kreatif akan menjadi lokomotif pertumbuhan ekonomi Indonesia. Perekonomian Indonesia pada tahun 2045 tembus lima besar ekonomi dunia. Prediksinya di posisi keempat. Walaupun tahun depan ada ancaman resesi, tapi kita semua yakin ekonomi Indonesia akan terus bertumbuh,” ujarnya.

Ia juga mengatakan, saat ini masyarakat tengah memasuki era VUCA (Volatility, Uncertainty, Complexity, Ambiguity). Oleh karena itu, revolusi 4.0 dan society 5.0 mengharuskan seseorang memiliki learning and innovation skills yang tidak melupakan jati diri kebangsaan yaitu sikap gotong royong.

Generasi muda, lanjut Sandiaga, dapat menjadi agent of change dengan memiliki lima kriteria penting. Kriteria tersebut antara lain inovatif, adaptif, dan kolaboratif, berani ambil risiko, menjaga relasi, memiliki dan mengasah soft skill, serta mengenakan prinsip 4AS (kerja keras, kerja cerdas, kerja tuntas, dan kerja ikhlas).

"Jadilah agen perubahan, bukan kaum rebahan. Mari kerjasama membangun Indonesia maju,” pesan Sandiaga di hadapan ratusan peserta.

Pada acara studium generale kali ini juga dilakukan launching buku karya Yuga Aden berjudul “1500 Inspirasi: Jelajah Perjalanan Sandiaga Uno”.

Buku ini menceritakan perjalanan Sandiaga Uno yang berkeliling Indonesia untuk mendengarkan aspirasi, keresahan, dan optimisme dari masyarakat pada saat dirinya melakukan kampanye pilpres (pemilihan presiden) 2019.

“Banyak yang menceritakan kesuksesan, tapi buku ini bercerita tentang kegagalan. People learn from mistake. Buku ini menyiapkan kita ke kontestasi demokrasi dimana menciptakan demokrasi yang lebih sejuk, lebih teduh, lebih mempersatukan dengan konsep multikultur,” jelas Sandiaga.

Ia juga diberikan buku 30 tahun dan 50 tahun Ubaya oleh Ketua Yayasan Ubaya, Anton Prijatno, S.H. dan Benny Lianto.

Sandiaga Uno mendapat buku 30 tahun dan 50 tahun Ubaya yang diberikan oleh Anton Prijatno dan Benny Lianto. Selama kurang lebih satu tahun ke depan akan digelar forum serupa guna membahas tema besar ‘Menakar Indonesia ke Depan’.

Di tiap bulannya, Ubaya akan mengundang tokoh nasional dan pejabat publik untuk mendiskusikan tema tersebut dari bidang dan sudut pandang pembicara. Materi-materi yang didiskusikan pada kegiatan ini akan didokumentasikan, salah satunya dalam bentuk buku.

Benny berharap, studium generale ini dapat menumbuhkan dan memantapkan nilai-nilai kebangsaan pada civitas akademika Ubaya dan masyarakat. Sehingga, dapat menempatkan diri secara benar dan tepat dalam menghadapi berbagai permasalahan kebangsaan yang ada.

“Selain itu juga mendapat gambaran yang holistik tentang perubahan geopolitik dunia yang terjadi saat ini dan dampaknya bagi indonesia di masa depan,” pungkasnya.