Kinerja pemerintahan Presiden Joko Widodo di sektor ekonomi dinilai belum menunjukkan hasil membanggakan.
- Presiden Minta Pemimpin Setelahnya Tak Perlu Ganti Visi, Rizal Ramli: Mas Jokowi, Apa Sih yang Mau Diteruskan?
- Paham Konsep Ekonomi Kerakyatan, Rizal Ramli Dinilai Layak Dampingi Ganjar
- Rizal Ramli Sebut Jokowi Tak Pernah Berjuang untuk Demokrasi, Sibuk Nyari Duit
Baca Juga
Mantan Menteri Koordinator bidang Ekonomi, Keuangan, dan Industri Rizal Ramli secara khusus menyoroti kinerja Menteri Keuangan Sri Mulyani yang tidak mampu menaikkan rasio pajak atau tax ratio.
Bahkan dikatakan Rizal Ramli, penerimaan pajak terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) saat ini masih kalah jauh dibandingkan dengan saat ia duduk di pemerintahan era Presiden Gus Dur.
"Tahun 2001, tax ratio terhadap GDP sudah 11,5%, tapi hari ini malah merosot ke 9,5%. SMI (Sri Mulyani Indrawati) memang payah," kritik Rizal Ramli kepada Kantor Berita Politik RMOL, Jumat (13/1).
RR, sapaan Rizal Ramli memaparkan, rendahnya rasio pajak terjadi karena pemerintah hanya mampu menaikkan pajak terhadap masyarakat kecil. Sedangkan kepada pengusaha kelas kakap, pemerintah tidak punya keberanian.
"Untuk orang kaya malah diberi tax amnesty, tax holiday dan lain-lain. Bisanya hanya ngutang, ngutang lagi dengan bunga tinggi," tegas RR.
Belum lagi kebijakan pemerintah yang tidak pandai memilih prioritas. Dalam dua tahun terakhir, RR melihat pemerintah lebih sering menghabiskan uang negara demi mementingkan proyek tak penting.
"2,5 tahun terakhir, pengeluaran meningkat pesat, sebagian karena memang untuk atasi Covid, tapi sebagian besar lain pengeluraan proyek belum perlu. Kejagoan SMI hanya ngutang dengan bunga tinggi dan naikkan pajak rakyat," tutupnya.
- Presiden Minta Pemimpin Setelahnya Tak Perlu Ganti Visi, Rizal Ramli: Mas Jokowi, Apa Sih yang Mau Diteruskan?
- Paham Konsep Ekonomi Kerakyatan, Rizal Ramli Dinilai Layak Dampingi Ganjar
- Rizal Ramli Sebut Jokowi Tak Pernah Berjuang untuk Demokrasi, Sibuk Nyari Duit